Kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jawa Barat bertambah signifikan pada Sabtu (8/8/2020). Tercatat, penambahan kasus baru sebanyak 240 kasus baru dalam laman Pusat Informasi dan Koordinaso COVID-19 Jabar (pikobar.jabarprov.go.id).
Lonjakan kasus ini merupakan penambahan terbanyak kedua setelah teridentifikasinya klaster Secapa AD sebanyak 965 kasus, yang menjadi rekor lonjakan kasus terbanyak di Jabar hingga hari ini.
Dengan bertambahnya kasus baru ini, total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jabar mencapai 7.387 kasus. Dengan 2.811 orang yang berstatus positif aktif, atau sedang dirawat maupun menjalani isolasi mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara angka kesembuhan di Jabar bertambah 37 orang (total 4.353) dan kasus kematian bertambah tiga (total 224) pada periode yang sama.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) memprediksi akan terjadi lonjakan kasus sekitar 2.200 sampai 3.000 kasus positif yang baru dalam sebulan mendatang.
Hal itu mengacu pada pemodelan yang dibuat Divisi Perencanaan, Riset dan Epidemiolog (PRE) GTPP Jabar dengan landasan angka reproduksi virus Corona di Jawa Barat yang naik ke angka 1,23.
Perhitungan lainnya, hasil pemeriksaan tes usap atau swab test metode PCR di Jabar, yang sudah mencapai 171.000 tes, dengan angka positivity rate pengetesan yakni 7,5 persen positif dari keseliruhan warga yang dites.
"Jadi kita memprediksikan dari pemodelan yang dikerjakan itu akan ada penambahan kasus satu bulan ke depan sebanyak sekitar 2.200 sampai 3.000 kasus positif yang baru," kata tim PRE GTPP Jabar Bony Wiem Lestari di GOR Saparua, Kota Bandung, Jumat (7/8/2020).
Peningkatan kasus ini, ucap Bony, berbanding lurus dengan ditemukannya kasus dan klaster penyebaran baru, yang disinyalir salah satu faktornya berasal dari mobilitas penduduk saat AKB mulai dilonggarkan.
(yum/ern)