.webp)
Pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) berlangsung secara daring di seluruh Indonesia dengan menggunakan SSE (Seleksi Seleksi Elektronik). Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan dalam pelaksanaan hari ketiga ini ditemukan beberapa wilayah yang masih terkendala jaringan internet.
"Tentunya memang dalam pelaksanaannya benar ada kendala-kendala. Dalam pelaksanaan ujian daring itu pasti utamanya adalah pertama masalah internet," ujar Zainut di Jalan A.H Nasution Kota Bandung, Rabu (5/8/2020).
Dia mengaku, kondisi jaringan internet belum merata dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut menjadi perhatian Kementrian Agama yang akan menjadikan pelaksanaan ujian daring kali ini sebagai role model selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebuah inovasi yang bisa dilakukan role model karena efektivitas dan efisiensi, dan teknologi yang memudahkan. Dan ini pertama, perguruan tinggi lain belum melaksanakan," ujar Zainut
"Itu barang kali yang juga jadi perhatian kami. Untuk itu kami akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak utamanya dengan provider-provider bagaimana kita dorong agar mereka ikut melakukan partisipasi di dalam peningkatan mobilitas di era digital ini," tambahnya.
Pihak panitia mencatat pada pelaksanaan ujian hari pertama pengguna SSE atau ujian daring 87,4 persen. Sedangkan di hari ujian kedua sebanyak 88 persen.
"Semoga persentase pengguna seleksi sistem elektronik ini semakin banyak dan semakin meningkat," kata Ketua Umum UM-PTKIN sekaligus Rektor UIN Bandung Mahmud.
Pelaksanaan ujian berlangsung sejak 3-6 Agustus 2020 dan diikuti 132 ribu calon mahasiswa mendaftar ke kampus islam negeri. Peminatan calon mahasiswa ini tersebar di 59 PTKIN, 58 terdiri dari 17 UIN, 34 IAIN, dan 7 STAIN termasuk Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang.
(mso/mso)
