Bandung Zoo Garden (Bazoga) kedatangan anggota baru berupa dua kura-kura ceper (Cyclemys dentata). Sepasang kura-kura jenis air tawar ini menetas pada 15 Mei 2020, dengan metode inkubator semi alami.
Kurator Reptil Bazoga Panji Ahmad Fauzan mengatakan, pada fase anak, hewan berdarah dingin itu memiliki keunikan berupa karapas (tempurung) yang memiliki duri di sisi bagian belakangnya. Duri tersebut menjadi senjata perlindungan diri dari predator.
"Jadi saat ditelan oleh predator, predatornya akan kesulitan saat menelan. Tapi begitu beranjak dewasa, duri tersebut mulai terlihat menghilang. Karapasnya juga memiliki warna coklat serat kayu, yang fungsinya seperti baju kamuflase baik di darat dan di air," ujar Ahmad di Bazoga, Sabtu (1/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum dewasa, kura-kura ceper lebih banyak hidup di dalam air. Begitu dewasa, ia akan menjajaki daratan. "Di air kalau siang, kalau malam ke darat," katanya. Dengan ini, Bazoga memiliki koleksi 19 kura-kura ceper.
Soal penetasan kura-kura ceper, Fauzan mengatakan membuat inkubator semi alami. Ia menyiapkan tempat berisi pasir, tanah dan serasah di kandang kura-kura ceper tersebut. "Masa tetasnya dua bulan, karena ukurannya kecil sekali kami tempatkan di kandang khusus, untuk memastikan mereka makan," ujar Fauzan.
Spesies ini, ujar Fauzan, bisa ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Hewan ini juga menyebar di Asia Tenggara sebelah utara, India sampai Filipina. Sementara itu belum ada catatan hewan ini ditemukan di wilayah timur Indonesia.
"Kura-kura ini belum dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia, kalau main ke pasar ikan. Biasanya masih ada yang menjual, bahkan memang masih ada yang menjualnya untuk kebutuhan konsumsi," tuturnya.
"Itu yang membuat kita khawatir, bisa membuat berkurang jumlahnya. Ada beberapa daerah yang mengonsumsi daging kura-kura ceper, seperti di Minahasa dan pedalaman Jambi," ujar Fauzan menambahkan.
Jenis kura kura ini untuk jantan dan betina bisa panjangnya bisa mencapai 25cm. Sekali bertelur, betinanya bisa memproduksi 2-4 butir telur dengan masa inkubasi 60-75 hari.