Pemerintah Kota Cimahi belum akan menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dalam waktu dekat ini. Pasalnya saat ini Kota Cimahi masih berada dalam zona orange atau tingkat sedang penyebaran COVID-19.
Sebagian wilayah di Jawa Barat sendiri saat ini sudah diperbolehkan menggelar sekolah tatap muka. Terutama untuk sekolah yang berada di wilayah atau kecamatan yang sudah masuk zona hijau.
Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna mengungkapkan kecamatan di Cimahi saat ini tidak ada yang berada di zona hijau. Hal tersebut lantaran pertumbuhan kasus positif COVID-19 masih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekolah belum akan dilaksanakan dulu karena belum ada zona hijau. Sekarang kita masih zona oranye jadi masih belum memungkinkan," kata Ajay, Rabu (29/7/2020).
Jika memaksakan menggelar sekolah tatap muka, Ajay khawatir akan memunculkan klaster baru di dunia pendidikan. Apalagi risiko penularan COVID-19 di lingkungan siswa cukup tinggi.
"Kita tidak tahu bagaimana aktivitas anak di luar rumah, belum lagi kontak mereka dengan teman-temannya. Kemarin ada kasus di Bengkulu, karena sekolah tatap muka ada 17 anak positif. Kita tidak mau seperti itu," ucapnya.
Ajay menyebut sekolah tatap muka mesti dilaksanakan dengan pola pengawasan yang ketat. Misalnya hanya setengah jumlah siswa di tiap rombel, tidak ada jam istirahat, anak diantar jemput oleh orang tuanya, dan menerapkan protokol kesehatan.
"Kalau itu semua bisa dipraktikkan mungkin bisa, tapi kan praktiknya tidak akan semudah teorinya. Akan sulit melakukan pengawasan aktivitas siswa, terutama anak SD," bebernya.
Ajay berharap orangtua bisa lebih sabar dalam mendidik anak di rumahnya sebab saat ini masih belum memungkinkan menggelar sekolah tatap muka.
"Orangtua harus lebih sabar mendidik anak, kita paham dari segi ekonomi dan kondisi orangtua serba sulit. Yang kerja mungkin terganggu, tapi ini demi kebaikan anak-anak. Jangan sampai mereka boleh sekolah tapi malah positif COVID-19," ujarnya.
(mso/mso)