Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau jadi perhatian khusus pemadam kebakaran Kabupaten Kuningan.
Sejumlah lokasi seperti Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) serta lahan yang tersebar di berbagai desa jadi titik rawan terjadinya karhutla.
"Yang rawan terjadi karhutla di TNGC ada 4 titik, kemudian hutan lindung di Ciniru, lahan wilayah Citangtu dan sejumlah lokasi lainnya," kata Kepala UPT Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten Kuningan Khadafi Mufti saat ditemui Selasa (28/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total ada sekitar 15 titik rawan karhutla yang ada di Kabupaten Kuningan. Menurutnya Khadafi karhutla selalu terjadi tiap tahun yang disebabkan faktor alam dan manusia.
"Penyebabnya selain faktor alam, diduga juga disebabkan adanya pembukaan lahan baru saat musim kemarau dengan membakar ilalang atau tumbuhan," lanjutnya.
Sampai dengan bulan Juli ini sudah ada 12 kasus karhutla yang terjadi di Kabupaten Kuningan. Sedangkan untuk peristiwa kebakaran di luar karhutla sudah mencapai 22 kasus dengan total kerugian mencapai Rp 800 juta.
Menurut Khadafi karhutla masih berpotensi terjadi terutama pada bulan Agustus nanti. Untuk mengantisipasi karhutla sejumlah persiapan telah dilakukan dari pemasangan spanduk himbauan di hutan dan lahan serta persiapan personel.
(mud/mud)