Jabar Sepekan: Suami Jual Istri Rp 400 Ribu hingga Misteri Pembunuh Anjanii Bee

Jabar Sepekan: Suami Jual Istri Rp 400 Ribu hingga Misteri Pembunuh Anjanii Bee

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 25 Jul 2020 19:35 WIB
Anjanii Bee
Foto: tangkapan layar Facebook akun Anjanii Bee
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dalam sepekan, dari mulai suami jual istri dan rekam adegan seksnya di Cianjur hingga dugaan pelaku pembunuhan Anjanii Bee yang berbulan-bulan belum terungkap adalah kelompok terorganisir.


Suami di Cianjur Jual Istri Rp 400 Ribu dan Rekam Adegan Seksnya

Seorang pria berinisial EY (48) ditangkap Satreskrim Polres Cianjur lantaran terlibat praktik prostitusi dan menjual istrinya, H (51), ke pria hidung belang. EY menjajakan istrinya via online. Kasus prostitusi online itu terungkap setelah pelaku mempromosikan sang istri dengan mengunggah foto-fotonya di akun salah satu media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam postingannya, pelaku menuliskan, jika ada yang berminat, kemudian berkomunikasi lewat salah satu aplikasi. Kemudian ketika pelanggan setuju, istrinya dibawa ke penginapan untuk melayani pelanggan," ujar Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto kepada detikcom, Sabtu (18/7).

Dari temuan tersebut, anggota Satreskrim Polres Cianjur pun melakukan penelusuran dan pada akhirnya berhasil menangkap pelaku saat melakukan transaksi di penginapan di Jalan Raya Cibeber, Kecamatan Cilaku, Jumat (17/7) malam.

ADVERTISEMENT

"Pelaku diamankan bersama korban yang merupakan istrinya sendiri saat hendak bertransaksi," ucap Juang.

EY juga menawarkan layanan threesome kepada tamunya atau pria hidung belang. "Iya, beberapa kali threesome," ucap EY.

Tak hanya itu, EY juga ternyata kerap menyaksikan dan videokan istrinya, saat berhubungan badan dengan pria hidung belang. Hal itu terungkap saat Satreskrim Polres Cianjur menggelar perkara kasus tindak pidana perdagangan orang. Kepada polisi, EY tetap berada di dalam kamar penginapan saat istrinya melayani seks si pelanggan.

"Saya di dalam kamar, lihat istri saya 'main' dengan pelanggan. Tamunya juga tidak risih, saya juga tidak masalah melihat istri dengan pria lain," ungkap EY.

Hubungan intim istrinya dengan pelanggan juga beberapa kali diabadikan melalui rekaman video. Tetapi, dia mengaku video itu tak disebar melainkan untuk tontonan pribadi.

"Iya pernah divideokan pakai handphone. Tidak disebar, tontonan saya saja saat di rumah," ucap EY.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Anton menuturkan pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti, yakni dua buah ponsel, uang senilai Rp 1 juta, dan dua kondom.

"Tarif untuk sekali kencan, tarifnya Rp 400 ribu. Uang Rp 300 ribu untuk H dan Rp 100 ribu untuk pelaku atau suaminya," Anton menambahkan.

Anton juga menjelaskan, dari keterangan tersangka, terungkap adanya aktivitas seks grup. "Menawarkan threesome atau foursome dengan tamunya. Tidak jarang juga suami yang minta ke istrinya tersebut," kata Anton.

Meski kembali berkencan dengan H, tamunya tersebut tidak dikenai biaya tambahan. "Threesome itu tidak bayar, jadi hanya yang pertama dengan tarif Rp 400 ribu," ujar Anton.

Menurut Anton, tersangka dikenai Pasal 2 dan/atau Pasal 10 UU RI 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan/atau Pasal 296 KUHP.


Jejak Misterius 'Pelaku Terorganisir' di Balik Pembunuhan Anjanii Bee

Polres Cimahi, masih mencari titik terang kasus pembunuhan Intan Marwah Sofiyah alias Anjani Bee yang masih menjadi teka-teki. Empat bulan berlalu, pembunuh gadis cantik asal Subang itu masih misterius. Belum ada titik terang siapa pelaku dan apa motifnya.

Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki menduga pelaku dalam kejadian ini terorganisir. Pihaknya, terus berupaya agar kejadian ini terungkap.

"Dugaan kami lebih dari satu orang dan terorganisir. Ada peran-peran berbeda dari para pelaku, mulai dari yang mengeksekusi sampai yang membuang korban. Tapi kami terus lakukan upaya untuk mengungkap kasus ini," kata Yoris di Mapolres Cimahi, Rabu (22/7).

Polisi mendapatkan informasi bahwa sehari sebelum ditemukan tewas, wanita muda bertato itu sempat bertemu dengan seorang pria. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti.

"Kita dapat info kalau korban ini janjian dengan seorang laki-laki, alamatnya itu mengarah ke sebuah hotel. Dia datang pakai ojek online, tapi turun 100 meter sebelum sampai di lokasi, jadi ojek online ini juga enggak terlalu jelas melihat sosok laki-laki itu," ungkap Yoris.

Polisi sudah mendatangi hotel dan mengecek daftar tamu yang menginap tepat pada hari Anjanii Bee bertemu sosok pria misterius itu. "Kita sudah cek semua kamar hotel bahkan kita periksa satu-satu daftar tamu yang menginap di hari itu dan hari sebelumnya. Tapi enggak ada yang mengarah ke terduga lelaki yang kami kejar," tutur Yoris.

Polisi menduga lelaki itu hanya menunggu di depan hotel. Sementara Anjanii Bee memesan ojek online dan minta diantar ke alamat hotel tersebut berada.

"Kemungkinan hotel itu hanya tempat janjian, itu pun sebetulnya tidak tepat di depan hotel, ada jarak beberapa puluh meter lagi. Tapi info sekecil apapun langsung kita tindaklanjuti untuk mengungkap kasus ini," ucap Yoris.

Selain itu, polisi juga sudah menggeledah semua kamar kontrakan yang ada di dekat kamar kontrakan Anjanii Bee di Kota Bandung. Namun tidak mendapati titik terang mengenai barang bukti maupun lokasi pembunuhan Anjanii Bee.

"Sejak awal kasus kamar kontrakan juga sudah kami geledah semua. Tapi tidak ada jejak barang bukti dan titik terang mengarah ke lokasi pembunuhan," kata Yoris.

Tak hanya itu, polisi memperoleh kabar bahwa Anjanii Bee sempat berpacaran narapidana. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti.

"Kita langsung kejar yang bersangkutan, tapi dia juga tidak terlalu berkaitan dengan kasus tersebut. Apalagi posisinya dia masih di dalam lapas," ujar Yoris.

Yoris menambahkan, pihaknya sudah memeriksa 60 saksi. "Orang dekat atau teman-teman korban yang sudah diperiksa ada 15 orang, baik yang ada di Subang, Bandung, maupun daerah Karawang," ujarnya.

Seperti diketahui, mayat Intan ditemukan di parit depan hotel di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (5/3).


Sultan Sepuh Cirebon Tutup Usia

Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati {PRA) Arief Natadiningrat tutup usia. Arief wafat saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Santosa Kota Bandung, Jawa Barat. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Arif sempat kritis.

"Infonya karena kanker usus. Meninggalnya di rumah sakit," kata Lurah Kesultanan Kasepuhan Maskun, Rabu (22/7).

Pemakaman Arif dilakukan di Astana Gunung Sembung, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Seperti diketahui, Arief meninggalkan seorang istri yakni Raden Ayu Isse Natadiningrat dan tiga anaknya, Pangeran Raja Luqman Zulqaidin, Ratu Raja Fatimah dan Pangeran Raja Muhamad Nusantara.

Dari mulai kedatangan jenazah, hingga pelepasan jenazah ke pemakaman, diwarnai haru dan tangisan dari kerabat dan warga di Cirebon.

Pelayat dan karangan bunga membanjiri komplek Keraton Kasepuhan Cirebon. Sejumlah pejabat, tokoh publik dan lainnya hadir. Salah satunya Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Di mata Azis, Arief merupakan sosok pengayom yang selalu menasihatinya.

"Beliau lebih muda dari saya, tapi beliau sifatnya seperti orang tua bagi saya. Selalu memberikan nasihat," kata Azis kepada awak media sesuai melayat di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Azis mengaku kerap mendapat teguran dan wejangan. "Saya pernah dianggap bande. Tahu diingatkan sama beliau, didoakan dan didukung agar jadi lebih baik," kata politikus Demokrat itu.

Azis juga mengaku sempat berkomunikasi melalui sambung telepon dengan Arief Natadiningrat. Tepatnya saat Sultan Sepuh Cirebon tersebut menjalani perawatan di rumah sakit.

Terpisah, anggota DPR RI Fraksi Demokrat Herman Khaeron juga turut menyalati jenazah Arief. Herman mengenang Arief sebagai sosok pengayom. "Sosok yang ngademi, dingin. Beliau orang yang semangat melestarikan budaya," kata Herman kepada awak media.

Herman menambahkan berkembangnya Keraton Kasepuhan sebagai destinasi wisata menjadi bukti keuletan Arief merawat cagar budaya. Ia mengaku kehilangan sosok peneduh dan pengayom. "Ya suka memberikan nasihat. Apalagi kami ini memiliki kaitan secara historis," kata Herman.

Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat wafat saat menjalani perawat di RS Santosa Bandung, Jawa Barat. Arief menderita kanker usus.

Adik kandung Arief, Ratu Alexandra Wuryaningrat mengatakan kondisinya kakaknya menurun drastis pada Senin (20/7/2020) saat menjalani perawatan. "Memang dalam tiga hari terakhir kondisinya menurun karena kanker usus. Kemarin tidak sadarkan diri. Dan, tadi pagi wafat sekitar pukul 05.20 WIB," kata Alexandra.

Alexandra mengatakan kondisi kesehatan Arief menurun sejak 2015 silam. Arief divonis menderita kanker usus. Sempat menjalani operasi pemotongan usus.

Pelepasan jenazah Pangeran Arif dipimpin Ridwan Kamil dari keraton menuju Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

"Secara simbolis saya yang melepaskan jenazah beliau Astana Gunung Sembung," kata Ridwan Kamil seusai salah jenazah di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku memiliki kenangan dengan Arief, tepatnya saat menggelar Parade Nusantara di Jalan Asia-Afrika Kota Bandung. Kang Emil saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

"Beliau membantu Parade Nusantara. Atas bimbingan dan arahan dari beliau. Beliau mengundang komunitas dan keraton-keraton di Nusantara," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pangeran Arief selalu mengayomi. "Beliau juga menjabat sebagai Ketua Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN) sampai 2023," katanya.

Kang Emil mengaku memiliki hubungan baik dengan Arief sejak menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Bahkan dia pernah silahturahmi ke Keraton Kasepuhan sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

"Orangnya sangat sopan. Jadi memori saya yang terbaik kepada beliau itu sopan santunnya. Bisa menjadi inspirasi semua orang. Beliau pernah berpesan, apapun jabatan Anda hari ini, semua ini hanya sementara. Nasihat beliau seperti itu dan yang penting adalah akhlak dan amal ibadah kita," ujarnya.


Persyaratan Tabungan Rp 100 Juta Calon Mahasiswa SM ITB Ramai di Medsos

Jagat media sosial di Kota Bandung diramaikan dengan persyaratan mahasiswa lolos Seleksi Mandiri (SM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Di awal persyaratan setelah lulus, mahasiswa harus melampirkan Jaminan Kemampuan Keuangan (JKK) orang tua untuk biaya pendidikan dalam bentuk tabungan sebesar 100 juta rupiah.

Muhammad Dwi Iranto (20), calon mahasiswa ITB jalur SM-ITB menyampaikan keresahannya melalui akun twitter @mudirans yang viral pada beberapa saat lalu. Postingan tersebut juga disertai bidikan layar berisi informasi SM-ITB.

"SM ITB SKRG ADA UANG PANGKALNYA!!! Ya Allah uang pangkal SBM 40 juta, selain SBM 25 juta. Harus nyantumin rekening orang tua dengan nominal minimum 100 juta. KENAPA BARU DI UPDATE SKRG WOIII!!! GUE UDAH DAFTAR DAN GA AKAN AMBIL," tulis akun @mudirans yang diunggah Sabtu (18/7).

Di bagian bawah caption tersebut, ada lampiran tangkapan layar website ITB mengenai informasi jaminan kemampuan keuangan tersebut.

"Setiap calon mahasiswa yang dinyatakan lulus Seleksi Mandiri ITB (SM-ITB) 2020 akan diminta untuk memberikan Jaminan Kemampuan Keuangan, dalam bentuk rekening bank milik orang tua/penanggung jawab biaya pendidikan peserta yang bersangkutan, dengan nominal minimum sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Salinan bukti tersebut harus diunggah peserta yang bersangkutan saat pelaksanaan pendaftaran mahasiswa baru ITB 2020," isi bidikan layar website ITB.

Dwi mengatakan minatnya berkuliah di ITB karena tidak mengeluarkan uang pangkal dan biaya pendaftarannya murah. Namun sesaat sebelum penutupan pendaftaran, informasi soal jaminan tersebut baru diunggah di website resmi ITB.

"Jadi dari awal SM ITB dibuka gak ada uang pangkal kak dari tahun kemarin juga sama gak ada uang pangkal, hanya UKT saja itu pun agak mahal Rp 25 juta dan bisa turun sampe mentok hanya Rp 12,5 juta. Terus banyak orang tergiur karena biaya pendaftarannya hanya 100 ribu. Akhirnya banyak yang daftar termasuk saya," kata Dwi saat dikonfirmasi detikcom, Senin (20/7).

Kemudian, dia mengatakan, sesaat H-5 penutupan pendaftaran SM ITB, website ITB membuat update terbaru mengenai uang pangkal dan jaminan biaya perkuliahan. Dwi kaget dan akhirnya membuat thread twitter membicarakan hal tersebut.

"Nah saya kan kaget, karena dari awal pembukaan gak ada yang namanya uang pangkal. Saya bingung kenapa ITB ga mencantumkan uang pangkal dan jaminan dari awal saat SM ITB dibuka," ujarnya.

Dia juga menyayangkan, pengumuman sepenting itu tidak disampaikan di awal seperti PTN lain sehingga para calon mahasiswa dapat mempertimbangkan besaran biayanya. "Makanya saya membuat twit itu karena kaget banget soalnya benar-benar dini hari diupdate webnya dan saya belum sempat tidur kemarin sambil lihat-lihat web ITB," katanya.

Cuitan tersebut, kini sudah lebih dari 6.661 disukai, 1.059 dibagikan dan 509 komentar. Dilihat detikcom dalam website resmi SM-ITB, syarat JKK sudah diganti dengan surat pernyataan kemampuan pembayaran BPP/UKT selama masa studi.

"Walau jaminan 100 juta sekarang sudah dihapus tapi masih agak kecewa saja yang tiba-tiba ada uang pangkal saat H-5 penutupan (pendaftaran SM-ITB)," kata Dwi.

Kepala Biro Komunikasi dan Humas ITB Naomi Haswanto mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan lengkap persoalan tersebut.

"Saya belum bisa menanggapi, masih menunggu arahan pimpinan," katanya melalui pesan singkat kepada detikcom.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Arief Hariyanto mengatakan, SM-ITB merupakan program seleksi penerimaan mahasiswa non subsidi yang hanya akan menerima mahasiswa 30 persen dari total kapasitas. Sisanya digunakan oleh calon mahasiswa pendaftar jalur SNMPTN dan SBMPTN.

Tujuan dari seleksi mandiri ini, katanya, untuk memberikan subsidi silang kepada mahasiswa lain yang tidak mampu membayar UKT penuh.

"Program seleksi mandiri merupakan Program Pendidikan Non Subsidi yang bertujuan untuk memberikan subsidi silang kepada mahasiswa lain yang tidak mampu membayar UKT penuh," katanya kepada detikcom, Selasa (21/7).

Lebih lanjut, saat ini secara rata-rata Mahasiswa ITB program SNMPTN dan SBMPTN yang mampu membayar UKT penuh sebanyak 54-57 persen. "Diharapkan SM-ITB ini menjadi salah satu alternatif untuk memberikan subsidi silang kepada mahasiswa-mahasiswa ITB yang tidak mampu membayar UKT secara penuh, yaitu Rp 12,5 juta," ujarnya.

Dia menjelaskan, karena SM-ITB adalah program non subsidi, maka pihak kampus membutuhkan jaminan komitmen dari orang tua mahasiswa yang diterima.

"Karena Program Seleksi Mandiri ini adalah program NON SUBSIDI maka ITB membutuhkan jaminan komitmen dari orang tua/wali/sponsor dari mahasiswa yang diterima melalui program Seleksi Mandiri, bahwa mereka akan mampu membayar UKT Seleksi Mandiri sebesar Rp 25.000.000/semester," jelasnya.

Adapun subsidi silang yang diberikan oleh mahasiswa lulusan SM-ITB berbentuk Iuran Pengembangan Institusi yang sebagian akan disalurkan sebagai beasiswa UKT Mahasiswa ITB.

Dia menegaskan, kebijakan non subsidi untuk program subsidi silang harus berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

"Secara umum, komitmen kemampuan finansilal tersebut dapat ditunjukan salah satunya melalui surat keterangan dari Bank. ITB akan selalu berkomitmen untuk memanfaatkan anggaran yang berasal dari UKT Seleksi Mandiri secara transparan dan akuntabel sesuai tujuan awal, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di ITB," pungkasnya.


Vaksin Asal China yang Masuk RI Diuji di Bandung

Vaksin Corona Sinovac dari China telah masuk ke Indonesia. Vaksin ini akan menjalani uji klinis tahap III yang dilakukan PT Bio Farma (Persero) sebelum diedarkan ke masyarakat.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan vaksin tersebut baru saja tiba di Jakarta pada hari Minggu (20/7) kemarin.

"Masuk Jakarta kemarin (Minggu, 19/7/2020)," ujarnya kepada detikcom, Senin (20/7)

Setibanya di Indonesia vaksin itu langsung diserahkan ke PT Bio Farma (Persero) dan dibawa ke Bandung untuk mulai uji coba klinis ke manusia. Akan tetapi, Teuku tak memberi detail lokasi uji coba di Bandung dan akan melibatkan berapa relawan dalam proses tersebut.

"Sepengetahuan saya pihak Bio Farma sudah menerima kargo tersebut sejak ketibaan di CGK (Bandara Internasional Soekarno Hatta) dan selanjutnya membawa ke Bandung," tambahnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan PPenaggulangan COVID-19 Jabar Berli Hamdani menuturkan, penyaluran sampel vaksin dan uji klinis vaksin tersebut tidak melalui Pemprov Jabar. Koordinasi dilakukan langsung oleh pemerintah pusat dengan Biofarma dan FK Unpad.

Berdasarkan pernyataan para ahli, sambung Berli, vaksin COVID-19 kemungkinan baru bisa dipasarkan pada 2021 mendatang, setelah melalui uji klinis yang akan memakan waktu yang relatif tidak sebentar.

"Saya dengar dari para ahli, uji klinis itu memang lama bisa enam sampai tujuh bulan," kata Berli.

Dekan FK Unpad Irvan Afriandi menuturkan, hingga saat ini vaksin tersebut memang baru akan diuji klinis. Sehingga vaksin ini belum beredar secara luas di pasaran untuk digunakan masyarakat.

"Justru agar dapat diedarkan secara aman, harus diuji dulu keamanannya melalui suatu uji klinis (clinical trial)," ujarnya.

Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, subjek akan dipantau selama enam bulan sejak vaksin disuntikkan.

"Jadi suntikannya enggak bisa sekali tapi dua kali, kalau sekali tidak bisa timbul kekebalannya, cuma sedikit, jadi dua kali jaraknya dua minggu. Kemudian setelah disuntik kita ikutin selama enam bulan, setelah disuntik dua kali untuk memantau reaksinya," ujar Kusnandi.

Ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis vaksin sebanyak 30 kali ini mengatakan, dari hasil analisisnya, vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus COVID-19 dalam 28 hari.

"Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus 2 kali," ujarnya.

Jika sudah disetujui Komite Etik, proses penyuntikan akan dilakukan di 6 tempat, antara lain Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago dan Puskesmas Sukaparkir.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, uji klinis vaksin COVID-19 dijadwalkan akan memakan waktu enam bulan. Terhitung dari Agustus dan ditargetkan selesai pada Januari 2021.

Sebelum diujicobakan, vaksin tersebut masih memerlukan beberapa tahapan sebelum dilakukan uji klinis pada Agustus 2020 mendatang. Tahap yang harus dilewati di antaranya pengujian di dalam Laboratorium Bio Farma dan beberapa perizinan lainnya.

"Apabila uji klinis vaksin COVID-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2020 mendatang dan kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis," ujar Honesti.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengapresiasi adanya vaksin Sinovac. Terlebih vaksin tersebut diajukan untuk pelaksanaan uji klinis di Kota Bandung.

"Kami mengapresiasi sudah ada satu vaksin Sinovac dan akan diajukan uji klinis di Kota Bandung," kata Yana di Balai Kota Bandung, Selasa (21/7).

Yana yang juga pernah menjadi penyintas COVID-19 berharap vaksin tersebut benar-benar dapat bekerja efektif dan dapat teruji secara klinis.

"Tentunya saya berharap vaksin ini benar-benar teruji secara klinis dan bisa efektif. Karena memang kalau saya baca virus corona bermutasi terus tapi vaksin ini bisa mengikuti," paparnya.

Halaman 2 dari 5
(wip/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads