Sudah empat bulan lamanya seluruh sekolah di Kabupaten Kuningan melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) jarak jauh. Namun upaya untuk tetap memberikan ilmu pelajaran kepada para siswa nyatanya tidak berjalan maksimal.
Berbagai masalah muncul dalam proses kegiatan belajar jarak jauh atau daring. Salah satunya adalah kurangnya sinyal internet seperti yang terjadi di Kabupaten Kuningan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan mencatat ada 53 desa yang diketahui susah sinyal. Dari 53 desa itu, terdapat ratusan sekolah baik dari tingkat dasar, menengah hingga atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak sekolah-sekolah di 53 desa tidak bisa melaksanakan KBM secara jarak jauh atau daring karena sinyal tidak stabil," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan Uca Somantri di kantornya, Jumat (24/7/2020).
Selain soal susah sinyal, sarana prasarana yang tidak memadai juga jadi faktor penyebab KBM tidak berjalan maksimal. Ia mengakui masih banyak orang tua yang tidak memiliki gawai untuk anaknya mengikuti KBM jarak jauh.
"Kendalanya sarana prasarana, ketika KBM jarak jauh selain tidak sinyal dan masih banyak orang tua yang tidak memiliki handphone. Sehingga pemerintah tidak bisa memukul rata KBM jarak jauh di semua wilayah," lanjut Agus.
Menurutnya, banyak juga orang tua murid yang mengeluhkan kondisi anak-anaknya selama KBM jarak jauh. "Orang tua banyak yang ngeluh karena terhitung sejak 17 Maret sudah 4 bulan anak-anak tinggal di rumah. Anak jadi sudah diatur. Sehingga orang tua mau anaknya belajar kontak langsung dengan gurunya, karena kalau belajar dengan orang tua susah diatur," ujar Agus.
(mso/mso)