Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sumedang, Rahmat Juliadi mendorong pemerintah kabupaten segera memiliki labolatorium Polymerase Chain Reaction (PCR).
Menurut Rahmat, dengan adanya laboratorium tersebut, nantinya tidak harus menunggu lama hasil swab dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
"Laboratorium tersebut, bisa dengan melengkapi alat-alat yang sudah ada di Laboratorium RSUD Sumedang atau bisa berbentuk laboratorium bergerak atau Mobile Biosafety Level (BSL)-2," kata Rahmat melalui pesan singkatnya, Kamis (15/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya di dalam Mobile Lab BSL-2 ini dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan Rapid Diagnostic Test berbasis antibodi IgG/IgM dan Real Time PCR COVID-19.
Selain itu, kata Rahmat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumedang juga dapat melakukan deteksi dini dengan cara cepat melalui penelusuran atau tracing terhadap pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 secara efektif dan efisien.
"Dengan adanya Mobile Lab BSL-2 ini dinilai akan mempercepat proses pemeriksaan sampel swab," katanya.
Kata Rahmat saat ini Pemkab Sumedang belum memiliki Laboratorium khusus untuk melakukan pengujian swab test.
"Selama ini, sample swab test selalu dikirim ke Laboratorium Kesehatan daerah Provinsi Jawa Barat (Labkesda) di Bandung. Pasti akan numpuk di sana, dan hasilnya pun akan lama," kata rahmat.
Meski begitu, dirinya berharap agar Pemkab Sumedang segera memiliki Laboratorium pengujian swab test sendiri, sehingga dengan cepat penyebaran virus Corona Atau COVID-19 Ini dapat terdekti dengan dini.
"Setiap sampel swab yang didapat dari warga Sumedang dapat diketahui hasil akhirnya secara cepat," katanya.
Bahkan Kata Rahmat, kasus positif COVID-19 di Sumedang diprediksi masih akan bertambah setelah adanya satu orang pasien positif COVID-19 asal Sumedang Selatan yang telah melakukan kontak erat dengan 47 orang berdasarkan dari hasil tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumedang.
"Berdasarkan hasil tracing tersebut, dua orang telah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, dan tidak menutup kemungkinan sampel lain yang kini sedang menunggu hasilnya diprediksi akan ada yang positif lagi," ucap Rahmat.
Menurut Rahmat, masalahnya hanya faktor test saja. "Kalau testnya dilakukan secara masif, bisa jadi ditemukan juga masyarakat yang terkonfirmasi positif berkategori orang tanpa gejala (OTG)," ujar Rahmat.
Kata Rahmat, anggaran untuk penanganan COVID-19 di Kabupaten Sumedang dinilai cukup besar berdasarkan hasil refocusing Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), menurutnya, kemungkinan anggaran yang telah terserap pun baru sekitar 20 persen.
"Anggaran kan ada, coba dikaji oleh Pemkab, kenapa kita tidak bisa melakukan itu, soalnya dari sisi anggaran memadai," katanya.
(mud/mud)