Puluhan emak-emak geruduk kantor PDAM Tirta Mukti Cianjur, Senin (13/7/2020). Mereka memprotes tidak lancarnya distribusi air. Bahkan beberapa hari terakhir, air PDAM tidak mengalir.
Warga Kelurahan Muka Kecamatan Cianjur itu datang menggunakan mobil pikap ke Kantor PDAM Tirta Mukti cabang kota. Bersama anak-anaknya, kaum emak itu memprotes distribusi air sambil memukul bedug kecil dan ember.
"Pa Bupati, cai teu ngocor yeuh (pak bupati, air tidak ngalir)," teriak salah seorang emak-emak yang ikut aksi protes tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi Astuti, peserta aksi, mengaku sudah sebulan air di rumahnya tidak mengalir. Padahal dengan kondisi pandemi, kebutuhan air meningkat lantaran keluarga lebih sering berada di rumah.
"Mau wudhu saja sulit, mandi dan keperluan sehari-hari mah sudah jangan ditanya lagi. Sampai harus minta air ke tetangga, tapi kalau sampai tiap hari malu," ujar Susi.
Dia mengaku meski air tidak mengalir, tagihan PDAM masih terus berjalan. Susi pun terpaksa membayar, sebab jika sebulan tak dibayar akan dikenakan denda, bahkan jika dua atau tiga bukan menunggak makan salurannya akan dicabut.
"Bayar gede sebulan Rp 350 ribu. Tiap bulan kita bayar, rapi air tidak ada. Jadi kita bayar apa? Bayar angin? Kita minta jadi perhatian, karena air itu kebutuhan utama," tegasnya.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Tirta Mukti Cianjur Budi Karyawan, mengatakan gangguan distribusi tersebut terjadi akibat kebocoran jaringan pipa.
Dia mengaku sudah memerintahkan petugas untuk menyelesaikan perbaikan jaringan tersebut.
"Ada pipa yang rusak akibat pembangunan rumah warga. Hari ini diselesaikan, petugas teknis masih bekerja di lapangan," tuturnya.
(mud/mud)