Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat mendesak pemerintah pusat mengkaji bahkan menghentikan pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Hal tersebut setelah terjadinya banjir bandang yang terjadi di tunnel 6.3 Walini akibat tersendatnya aliran Sungai Cileleuy di Desa Puteran, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga akhirnya meluap, Senin (6/7/2020).
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Meiky W Paedong mengungkapkan pemerintah pusat harus menghentikan dulu sementara mega proyek itu untuk mengevaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dinilai tidak dikaji dengan baik hingga proyek akhirnya mendatangkan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat banyaknya bencana yang diakibatkan proyek kereta cepat ini termasuk yang banjir bandang, maka pemerintah harus segera melakukan evaluasi Amdal dan beberapa kecerobohan penanganan teknis," ungkap Meiky, Kamis (9/7/2020).
Dari hasil kajian Walhi banjir yang terjadi di tunnel 6.3 tidak murni karena faktor alam. Namun ada andil perubahan struktur aliran sungai yang dialihkan dengan membuat gorong-gorong menggantikan aliran Sungai Cileleuy namun tidak mampu menampung debit air.
"Itu kan ada sungai di tengah jalur mereka yang sengaja ditutup. Untuk menjaga air tetap mengalir mereka siasati dengan rekayasa teknis dengan membuat gorong gorong tapi gagal, karena buktinya air justru meluap saat debitnya membesar. Itu kan membuktikan bahwa tidak ada perhitungan matang di situ," katanya
Dirinya menyebutkan bencana alam akibat proyek KCJB itu bukanlah kali pertama terjadi. Selain banjir di tunnel 6.3, banjir bandang juga sempat terjadi di beberapa titik pengerjaan proyek trase kereta cepat di Jawa Barat.
"Sebelum kejadian baru-baru ini, banyak juga bencana di titik lain akibat proyek ini termasuk di Padalarang awal tahun baru kemarin. Itu menandakan bahwa proyek ini gagal mengatasi dampak-dampak lingkungan," ujarnya.
Jika proyek tersebut terus digarap tanpa ada evaluasi, Meiky memprediksi bakal terus terjadi bencana lingkungan hidup sepanjang proyek jalur Kereta Cepat.
"Kalau proyek ini terus dipaksakan, ini akan mengalami kerentanan bencana. Jalurnya itu bahaya bila nanti mulai diaktivasi. Bisa disebut kawasan rawan bencana banjir bandang," sebutnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Humas PT KCIC Denny Yusdiana mengatakan akan mengecek lokasi pembangunan tunnel 6.3 tersebut. "Nanti akan kita cek dulu ke lapangan," katanya singkat.
(mud/mud)