Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) merupakan salah satu tahapan penting untuk melanjutkan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) turut mengikutsertakan peserta berkebutuhan khusus atau difabel.
Difabel yang turut mengikuti tes merupakan disabilitas sensorik yaitu tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Persiapan khusus yang diberikan pada tunanetra yaitu dengan menggunakan sistem Non Visual Dekstop Access (NVDA).
Koordinator Teknik Informatika dan Komunikasi (TIK) UTBK UPI Nurfitriansyah mengatakan, sistem NVDA merupakan program pembaca layar yang memungkinkan para tunanetra untuk menggunakan komputer dengan sistem windows.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nanti untuk peserta tunanetra aplikasinya sama cuman ada bantuan software NVDA, fungsinya membacakan soal dari soal yang ada di aplikasi. Jadi bicara sendiri, pesertanya pakai headset yang sudah disediakan," kata Nurfitriansyah kepada detikcom di kampus UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020).
"Kalau (peserta) tunanetra cuma sembilan. Jika dibandingkan tahun lalu itu lebih banyak tahun sekarang. Tahun kemarin cuma tiga," ia menambahkan.
Nurfitriansyah menjelaskan pada aplikasi soal UTBK itu minim penggunaan keyboard. "Jadi kalau misalnya si peserta geser mouse-nya kemana, nanti akan ada suara pilihan a atau b," tuturnya.
Lama waktu yang disediakan dalam tes peserta difabel disamakan dengan peserta ujian pada umumnya. Hanya saja, dari segi jumlah soal biasanya peserta difabel akan lebih sedikit, sekitar 30% sampai 50% dengan soal peserta umum.
"Logikanya karena ada software yang membacakan soal tadi dan itu lebih membutuhkan waktu yang agak lama," katanya.
Soal simulasi, pihaknya tidak menyediakan simulasi baik untuk peserta difabel dan umum. Hal yang membedakan ialah sebelum memulai ujian, para peserta akan latihan soal selama lima menit.
"Ini untuk latihan soal dan pengenalan aplikasi ujian seperti cara menjawab dan menggunakan aplikasi," ujarnya.
"Jumlah pesertanya ada sembilan orang. Tidak ada pengawas khusus, cuman kita coba perbanyak pengawas di login pertama untuk membantu peserta tunanetra. Petunjuk dari pusatnya itu kita harus bantu login pertamanya," ucap Nurfitriansyah menambahkan.
Dia menilai penggunaan software tambahan ini sangat membantu peserta tunanetra. "Saya pikir karena dari tahun ke tahun digunakan, dan alhamdulillah tidak ada kendala. Pesertanya gak ada masalah," katanya.
Di Kota Bandung, pelaksanaan ujian bagi peserta difabel hanya ada di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kesembilan peserta akan melakukan tes hari ini, Selasa (7/7/2020) sesi dua yaitu pukul 14.00 WIB sampai 16.15 WIB.