Seperti diketahui tujuh perguruan tinggi negeri (PTN) di Jabar menggelar UTBK-SBMPTN, yakni ITB, Unpad, IPB, UPI, ISBI, Unsika dan Unsil.
Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak pada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 (GTPP) Jabar, Dedi Mulyadi mengatakan akan memeriksa 1 persen dari jumlah total peserta dan panitia UTBK-SBMPTN.
"Jumlah peserta dan panitia totalnya sekitar 90 ribu orang. Maka dengan ketentuan rapid test dilakukan terhadap 1 persennya, maka akan ada rapid test terhadap 900 orang yang terlibat," kata Dedi saat dihubungi wartawan, Senin (6/7/2020).
Pelaksanaan rapid test ini, ujar Dedi, akan dilaksanakan selama tiga hari. Mulai dari Selasa (7/7) hingga Jumat (10/7). Hal ini disebabkan di hari pertama, pihaknya fokus menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, terutama masalah kapasitas ruangan dan penjagaan jarak.
"Jumlah orang yang akan dites di suatu titik ujian didasarkan pada jumlah peserta ujiannya. Misal di ITB terdapat 16 ribu peserta dan panitia, tes akan dilaksanakan kepada 160 orang. Sudah ada skema yang disiapkan sehingga tidak mengganggu jadwal tes UTBK," katanya.
Juru Bicara GTPP Jabar Daud Achmad menambahkan, selain rapid test pihaknya juga menyediakan alat uji usap (swab test) sebanyak 100 kit di setiap lokasi UTBK. "Sistemnya akan kita lakukan random sampling, kalau ada yang reaktif akan kita lanjutkan dengan swab," kata Daud di Gedung Sate.
Daud mengatakan, andaikata ada peserta yang diketahui reaktif rapid tes akan diminta untuk isolasi selama 14 hari. Kendati begitu, peserta tersebut akan diberi kesempatan untuk mengikuti ujian gelombang kedua yang dilaksanakan pada 20- 29 Juli.
"Tetap diberikan kesempatan, seperti kemarin pada saat pelaksanaan di UPI ada peserta yang demam, suhu badannya melebihi 37,5. Dia diberikan perawatan dulu tim medis yang di sana, dan ikut ujian gelombang kedua," tutur Daud.
Asisten Daerah Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika, mengatakan, pelaksanaan UTBK di setiap perguruan tinggi tersebar di beberapa lokasi. ITB misalnya, menggelar UTBK di kampus ITB, SMA Negeri 1, 2, 3, 4, dan 5 Kota Bandung.
Sedangkan, UTBK Unpad hanya berlangsung di kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Lokasi pelaksanaan UTBK IPB tersebar di beberapa tempat. Selain kampus IPB sendiri, UTBK digelar di 16 SMA/SMK kabupaten/kota Bogor. Pun demikian dengan UPI dan ISBI. Sementara UTBK Unsil dan Unsika berlangsung di kampus masing-masing.
Menurut Dewi, Pemerintah Provinsi Jabar sudah menyampaikan berbagai rekomendasi kepada tujuh perguruan tinggi negeri. Mulai dari pembatasan interaksi, menyiapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19, memiliki Satuan Tugas, menyediakan pelayanan kesehatan, sampai menyiapkan ruang kesehatan dan ambulans.
"Pengecekan suhu juga harus dilakukan. Peserta dibatasi bagi yang berdomisili di Jabar. Ini untuk menghindari imported case (kasus impor)," katanya.
"Yang pasti adalah mereka membuat surat pernyataan untuk bertanggungjawab selama kegiatan UTBK termasuk berkoordinasi dengan kabupaten/kota tempat pelaksanaan kegiatan. Bagaimana mereka menyiapkan keamanan di sekitar lokasi pelaksanaan UTBK, dan protokol teknis kesehatan UTBK," ujarnya.
(yum/mso)