Pihak agen penyalur batu bara untuk PLTU Palabuhanratu menjelaskan terkait muatannya yang terbakar saat diangkut tongkang. Mereka mengatakan peristiwa itu dipicu akibat lamanya antrean masuk menuju ke PLTU.
Selain itu faktor perjalanan yang terlalu lama juga berakibat pada kejadian itu. "Terlalu lama nunggu antrean dan faktor terlalu lama di jalan, terus (kandungan) kalorinya bagus kemudian bisa terbakar," kata Ricko, pihak agen PT Wasaka Sudarma Putra, melalui sambungan telepon, Sabtu (4/7/2020).
Tongkang bermuatan batu bara ini tiba-tiba mengeluarkan asap di perairan teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (3/7). Tidak ada korban jiwa akibat insiden tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ricko menjelaskan batu bara yang dibawa tongkang tersebut sebanyak 9 ribu metrik ton untuk suplai ke PLTU Palabuhanratu. Saat ini pihaknya masih melakukan proses penyiraman.
"Kita sudah pakai chemical untuk proses penyiraman, mudah-mudahan segera padam. Chemical itu bahan kimia, campuran untuk memadamkan bara," ujar Ricko.
Saat ini, Ricko menjelaskan, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak PLTU untuk proses sandar sambil proses pemadaman dilakukan. "Kita koordinasi dengan orang IP (Indonesia Power) pihak PLTU, maksudnya kalau kita siram saja agak sulit juga kalau enggak sambil dibongkar. Makanya kita coba koordinasi dengan orang IP biar dibantu untuk proses sandar. Dibongkar sambil kita siram," ucapnya.
Terkait polusi yang dikhawatirkan warga, Ricko menyebut langkah antisipasi agar kepulan tidak sampai ke pemukiman yaitu dengan cara menjauhkan posisi muatan batu bara yang terbakar. "Kapal kita suruh menjauh dari pemukiman warga, biar asap tidak terlalu dekat ke warga. Kita standby 24 jam untuk penanganan kebakarannya. Jadi nanti kalau ada muncul asap pihak kapal langsung proses nyiram lagi. Asal muncul asap langsung disiram," ucap Ricko.