SMA/SMK Prisma Serang Tutup, Yayasan Pilih Jual Bangunan Sekolah

SMA/SMK Prisma Serang Tutup, Yayasan Pilih Jual Bangunan Sekolah

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Senin, 29 Jun 2020 14:51 WIB
Tutup operasional, Yayasan SMA/SMK Prisma Serang jual bangunan sekolah
Tutup operasional, Yayasan SMA/SMK Prisma Serang jual bangunan sekolah (Foto: Bahtiar Rifa'i)
Serang -

Pihak Yayasan Prisma Sanjaya pemilik SMA/SMK Prisma Kota Serang memilih menjual sekolah karena kesulitan mencari murid. Sekolah ini sempat berjaya di era 90-an sampai 2000 dan memiliki ribuan siswa.

"Kalau benarnya saya nggak tahu, tapi pernah (mau dijual) cuma ya itu mah ketua yayasan," kata Kepala Sekolah SMA Prisma Samsudin kepada wartawan, Senin (29/6/2020).

Meski pernah memiliki ribuan murid bahkan penerimaan yang menggunakan seleksi, dua tiga tahun terakhir sekolah kesulitan mencari siswa. Lulusan tahun 2020 hanya 78 siswa sedangkan kelas 1 dan 2 hanya 99 orang. Mereka kemudian dipindahkan ke sekolah negeri berdasarkan zonasi. Ada di SMK 4, SMK 7 dan SMK 8 di Serang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alat-alat milik sekolah juga kemudian dihibahkan ke sekolah yang mau menerima siswa. Mulai dari mesin, bangku sekolah sampai ke proyektor. Guru-guru pun kemudian dipekerjakan di sekolah tersebut.

"Mulai hari ini di SMK sudah MOU semua dan setelah itu mulai diangkut, ada bangku, peralatan mesin dan lain-lain dihibahkan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Samsudin yang sudah 26 tahun mengajar di sekolah katanya tidak tega dengan ditutupnya SMA/SMK Prisma. Namun, daripada menyengsarakan pendidikan anak dan keadaan sekolah yang kesulitan menutupi biaya operasional, pilihan penutupan sekolah adalah yang terbaik. Para guru juga bisa mengajar secara maksimal.

"Perasaan dalam hati ya nggak tega juga tapi karena keadaan, daripada menyengsarakan anak," ungkapnya.

Sulitnya mencari murid Samsudin menjelaskan bukan hanya dialami oleh SMK/SMA Prisma. Sekolah swasta lain pun mengalami hal serupa apalagi sekolah negeri yang gratis dan tak membatasi formasi.

"Formasi di negeri kan tidak terbatas istilahnya, otomatis ke sana semua," ungkapnya.

Salah satu guru bernama Rizki Alfian mengaku tak bisa berkata-kata saat sekolahnya diputuskan ditutup. Ia yang sudah 20 tahun lebih mengajar mengaku sedih. Anak-anak didiknya bahkan ada yang melanjutkan di universitas negeri. Bahkan ada yang ke Prancis dan Rusia.

"Pastinya sedih, saya ngajar SMA dan SMK, siswa ada yang ke UGM, luar negeri di Rusia dan Prancis. Alumni juga sedih, ini sudah seperti rumah kedua, tapi mau bagaimana lagi," ungkapnya.

Tonton video 'Kemendikbud Catat 2 Masalah dalam PPDB DKI 2020':

(bri/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads