Satuan Tugas COVID-19 Universitas Padjadjaran melakukan pemeriksaan swab bagi petugas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unpad, Kota Bandung. Dari total 100 orang, delapan di antaranya positif tanpa gejala (OTG).
"Saat ini kedelapan OTG sedang menjalani isolasi mandiri. Sebagian melakukan isolasi mandiri di tempat masing-masing, sebagian lagi di RSHS dan kemungkinan akan pindah ke fasilitas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat," kata Rektor Unpad Rina Indiastuti dalam keterangannya, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, dari hasil analisis kasus positif, kedelapan OTG merupakan petugas di RSGM namun lokasi kerja masing-masing selama ini berbeda-beda. Bahkan ada yang lebih banyak menghabiskan kegiatan di RSHS. "Artinya, tidak terjadi kontak antar OTG tersebut yang mengarah ke sumber infeksi yang sama," ujar Rina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil ini, tim Satgas COVID-19 Unpad bersama RSGM melakukan pelacakan kontak dan memantau kondisi sampai 14 hari ke depan. Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad Dandi Supriadi mengatakan, kedelapan pasien positif tanpa gejala (OTG) ini merupakan anggota residen, office boy, dan sebagian tim keamanan.
"Mereka itu ada ada residen, ada OB, ada juga petugas keamanan. Pengambilan sampel swab di RSGM," tutur Dandi.
Sementara itu, pihak RSGM Unpad telah melakukan tindakan pencegahan dan sterilisasi dengan menggunakan desinfektan di lingkungan sekitar rumah sakit. Tindakan tersebut untuk memastikan fasilitas layanan kesehatan ini tetap aman bagi masyarakat. Pasalnya pada 1 Juli mendatang, RSGM akan melakukan pembukaan kembali pelayanan elektif spesialistik dan kamar operasi.
β
Selain swab test bagi petugas di RSGM, sebelumnya Unpad juga melakukan pemeriksaan swab di Lab BSL 3 Jatinangor. Hasil tes pada saat itu disimpulkan bahwa semua yang bertugas dinyatakan negatif COVID-19.
Tim Satgas COVID-19 Unpad juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan berdasarkan hasil laporan dari aplikasi AMARI COVID-19. Ketua Satgas Unpad Setiawan menyatakan, sejauh ini baru ditemukan satu orang terverifikasi risiko tinggi dari sekitar 1900 data valid yang masuk melalui AMARI, dan dinyatakan negatif COVID-19 setelah dilakukan tes PCR.
"Hasil tersebut memperlihatkan sistem AMARI yang dikembangkan cukup efisien untuk kewaspadaan dan respon terhadap COVID-19," ujar Setiawan.
Aplikasi AMARI ini juga digunakan untuk mendukung upaya contact tracing yang dilakukan terhadap pihak-pihak yang sempat melakukan hubungan langsung dengan kedelapan pegawai RSGM yang dinyatakan positif COVID-19.
(mud/mud)