Badan Narkotika Nasional (BNN) Cianjur memantau warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Tidak adanya pekerjaan membuat korban PHK akibat dampak pandemi Corona ini rentan digaet sindikat untuk menjadi pengedar dan bandar narkoba.
Kepala BNN Cianjur Basuki mengatakan ada beberapa indikator peredaran narkoba, mulai dari penawaran dan permintaan, keterlibatan oknum, ketidakpedulian masyarakat, dan kemiskinan. Dari aspek dan faktor tersebut, kemiskinan akibat PHK dan dampak ekonomi selama pandemi membuat ruang penyalahgunaan serta peredaran narkoba menjadi terbuka.
"Kalau dia terkena PHK dan tidak memiliki motivasi yang kuat terhadap dirinya, apalagi kondisi ekonomi, membuat mudah sekali terbujuk dan terbawa dalam lingkungan peredaran narkoba," ujar Basuki saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (26/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu contoh, pengedar narkoba yang berhasil diamankan Polres Cianjur beberapa waktu lalu. Salah satu pelakunya merupakan mantan pemborong yang bangkrut akibat dampak pandemi Corona. Akibatnya pelaku itu menerima tawaran temannya untuk menjadi pengedar narkoba.
Bahkan dari 9 pelaku yang diamankan, pemborong tersebut merupakan yang terbanyak barang buktinya sabu seberat 35 gram. "Itu menjadi salah satunya, karena faktor ekonomi yang membuka ruang tersebut," kata Basuki.
Meski saat ini belum ditemukan adanya korban PHK yang terlibat penyalahgunaan narkoba, BNN Cianjur tidak diam diri untuk mengantisipasi dan menutup ruang gerak pelaku bisnis gelap tersebut.
Salah satu caranya, BNN Cianjur mengoptimalkan program desa bersih narkoba. Konsepnya diawali dengan pembentukan tim terpadu untuk mengedukasi masyarakat soal bahaya narkoba dan mengingatkan agar tidak terjerumus penyalahgunaan barang haram tersebut.
"Jadi kira kuatkan dulu masyarakatnya, meski ada dampak ekonomi akibat pandemi ini tidak akan membuat peredaran narkoba lebih masif. Sebab demand-nya sudah kita putus," tutur Basuki.
BNN Cianjur bersama aparat penegak hukum lainnya tetap berupaya melacak pengiriman yang masuk wilayahnya, baik melalui jalur darat ataupun laut. Kawasan pantai dan laut Selatan pun menjadi salah satu fokus, mengingat belum lama ini juga terungkap pengiriman sabu di Sukabumi yang berbatasan dengan laut selatan Cianjur.
"Demand-nya diputus, suplly-nya juga kami tindak. Kawasan laut Selatan juga jadi fokus, karena di tengah pandemi ini diduga jalur laut menjadi jalur pengiriman. Sebab lewat udara dan darat terbatas," ucap Basuk.