Rata-rata Kasus Perceraian di Bandung Akibat Perselisihan

Angka gugatan perceraian di Kota Bandung selama pandemi COVID-19 mencapai 1.449 gugatan. Apa latar belakang gugatan perceraian yang didaftarkan ke Pengadilan Agama (PA) Bandung?

"Motif perkara perceraian tentu banyak ragamnya. Ada masalah ekonomi, ada masalah perselisihan dan lain-lain lah," ucap Ketua PA Bandung Acep Saifuddin di PA Bandung, Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung, Jumat (26/6/2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari PA Bandung, gugatan perceraian di PA Bandung sendiri jumlah per-bulannya beragam. Pada bulan Maret sebanyak 433 gugatan, April 103 gugatan, Mei 207 gugatan dan Juni sampai tanggal 24 mencapai 706 gugatan.

Disinggung adanya gugatan terkait motif ekonomi saat pandemi ini, Acep mengaku hal itu harus dikaji terlebih dahulu. Apalagi jumlah pendaftaran gugatan saat ini menurun.

"Untuk mengetahui apakah pada masa pandemi ini apakah gara-gara ekonomi, tentu kita harus adakan kajian lebih mendalam karena perkara yang didaftarkan ternyata pada masa pandemi hanya sedikit sekali, artinya pengurangannya cukup drastis, artinya kalau dikaji harus diteliti benar apakah karena masalah ekonomi atau masalah lain," ujarnya.

Namun, sambung Acep, rata-rata pengajuan perceraian tersebut dikarenakan faktor perselisihan.

"Tetapi rata-rata permasalahan itu karena perselisihan," katanya.

Sementara itu Panitera Pengganti PA Bandung Saepuloh menambahkan pasangan yang mengajukan gugatan perceraian itu rata-rata berusia di bawah 30 tahun.

"Di bawah 30 tahun," kata Saepuloh saat ditanya terkait usia pasangan yang mengajukan gugatan.