Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan jalur Puncak menjadi perhatian khusus mengingat beberapa waktu lalu terjadi antrean panjang kendaraan saat akhir pekan.
Hal itu pun membuat Gubernur Jawa Barat mengambil langkah untuk menggelar rapid test secara acak bagi warga Jakarta yang berwisata melalui Jalur Puncak.
"Untuk jalur puncak, apa yang jadi kebijakan di tingkat nasional kota teruskan. Termasuk di tingkat Jabar. Seperti kemarin, ada kebijakan rapid test, kami juga ikut jalankan. Karena gubernur (Ridwan Kamil) belum izinkan pendatang dari luar Jabar masuk," kata Rudy saat ditemui di Cianjur, Kamis (25/6/2020).
Namun untuk penyematan dan pengetatan di perbatasan, Rudi akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Provinsi Jawa Barat.
"Nanti kita coba sesuai dengan kebijakan gugus tugas," tuturnya.
Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal, menyebutkan kepadatan di jalur puncak pasca pelonggaran jelang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) membuat Cianjur berisiko menjadi zona merah.
Terlebih, dalam pelaksanaan rapid test massal oleh tim Gugus Tugas Provinsi Jawa Barat di kawasan Puncak Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat didapati 11 orang reaktif.
"Dari agenda beberapa waktu lalu, kami dapat informasi jika untuk yang masuk Cianjur itu dari 300 orang yang dirapid test, ada 11 orang yang reaktif," ujar Yusman.
Yusman mengatakan mereka yang dites asal Bogor dan Jakarta. Semuanya hendak berwisata ke Cianjur, meskipun destinasi wisata belum ada yang dibuka.
"Di akhir pekan mereka datang untuk wisata, padahal belum ada (destinasi wisata) yang diizinkan buka," paparnya.
Yusman menambahkan temuan menunjukan ancaman baru untuk Cianjur di tengah pandemi ini. Sebab kelonggaran di perbatasan menuju new normal membuat warga dari zona merah banyak berdatangan.
Dikhawatirkan, nantinya status Cianjur malah menjadi zona merah dengan banyaknya kedatangan warga dari zona merah.
"Yang kami khawatirkan itu yang positif tanpa bergejala. Cianjur ini zona kuning, dengan nihil kasus dan pasien positif selama hampir satu bulan. Mereka pasti mencari daerah yang aman. Nantinya bisa saja Cianjur malah menjadi merah. Makanya kami akan evaluasi dan persiapkan diri untuk meminimalisir kemungkinan tersebut," pungkasnya.
(ern/ern)