Fatimah (47), salah satu orang tua siswa mengaku dirinya khawatir dengan adanya daftar ulang secara manual yang dilakukan di masa pendemi COVID-19. Apalagi dengan terjadinya kerumunan saat masuk ke area sekolah.
"Kita khawatir karena sangat berkerumun ya kalau kita liat, itu jadi kekhawatiran kita. Tapi mau gimana lagi namanya juga demi anak," ucap orang tua siswa yang mendaftar ke SMAN 1 Cilaku itu saat ditemui di halaman sekolah, Selasa (23/6/2020).
Nanang Baehaki, orang tua siswa lainnya juga mengaku khawatir terjadinya kerumunan saat proses pendaftaran di tengah pandemi Corona. Oleh karena itu, dia memilih waktu yang lenggang, ketika kerumunan orang tua siswa tidak begitu banyak.
"Kan siapa yang tau ada yang terpapar atau tidak, makanya cari saat sepi tadi ke sekolahnya. Inginnya lewat online supaya tidak perlu ada tatap muka ketika pandemi ini. Tapi karena sekolah memberlakukan nya offline, terpaksa ke sekolah," ucapnya.
Humas SMAN 1 Cilaku Asep Solih mengakui jika pihaknya mengambil pilihan untuk daftar ulang secara offline atau tatap muka lantaran kendala jaringan internet.
"Tidak semua orang tua paham, belum lagi masalah jaringan. Apalagi untuk Cianjur, beda halnya dengan di Bandung dan kota besar lainnya," ucap Asep.
Dia mengatakan, ada 200 siswa yang mendaftar di gelombang pertama. "Untuk daftar ulangnya hari ini dan besok," paparnya.
Baca juga: Ombudsman Terima 5 Aduan soal PPDB di Jabar |
Sama halnya dengan SMAN 1 Cilaku, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negri 2 Cilaku Cianjur Asep Suherman mengatakan daftar ulang di sekolahnya juga dilakukan secara manual atau offline.
"Kenapa dilakukan secara manual, karena adanya penyerahan berkas dari siswa yang harus diberikan ke sekolah untuk keperluan sekolah," tuturnya.
Jika semua sudah selesai melakukan daftar ulang, sekolah menyerahkan berkas secara kolektif ke KCD, selanjutnya KCD yang menyerahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
(mso/mso)