.webp)
Pemkab Cianjur berjanji mengizinkan ojek online (ojol) beroperasi kembali saat. Namun sejumlah protokol kesehatan mesti dijalankan, bahkan driver-nya akan diminta untuk menjalani rapid test.
"Secara prinsip saya mengizinkan agar ojek online bisa beroperasi kembali selama rekan-rekan di lapangan juga siap," kata Plt Bupati Cianjur Herman Suherman saat menerima audiensi dari perwakilan pengemudi ojol Cianjur di Pendopo Cianjur, Sabtu (20/6/2020).
Menurut Herman, meski Cianjur saat ini sudah diklasifikasikan sebagai zona biru untuk tingkat kewaspadaan berdasarkan penilaian Pempov Jabar, kegiatan perekonomian masih belum bisa dilakukan secara normal sepenuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kan masih belum ada vaksin atau obat untuk COVID-19 ini, maka fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini harus kita lewati bersama. Tak terkecuali untuk rekan-rekan ojek online," tutur Herman.
Namun, Herman menegaskan, protokol kesehatan harus dijalankan secara ketat. Keselamatan bagi pengemudi serta pengguna layanan harus diutamakan.
Protokol kesehatan yang harus diterapkan, di antaranya penumpang membawa helm sendiri, menggunakan masker hingga menggunakan hand sanitizer. Apa syarat lainnya?
"Untuk driver-nya diusahakan menjalani rapid test dulu sebagai deteksi awal dan memastikan kesehatan driver. Dengan begitu penumpang juga mendapat kepastian driver-nya terhindar dari COVID-19," ucap Herman.
Perwakilan driver, Deni Agustin mengatakan, ada sebanyak 48 komunitas yang mewadahi 3.000 pengemudi ojol dari berbagai aplikator di Cianjur. Dampak pandemi COVID-19, membuat layanan pengantaran penumpang dibatasi secara masif dan berperan pada jatuhnya pendapatan para pengemudi.
Deni merespons positif Pemkab Cianjur yang secara prinsip mengizinkan ojol kembali beroperasi. "Tentu kami sangat mengapresiasi dan siap menjalankan prinsip protokol kesehatan COVID-19 dalam operasional di masa new normal ini. Semoga bisa segera lampu hijau dan mengaspal kembali dengan restu dari Pemkab Cianjur," kata Deni.
