Pemkab Cirebon berharap 85 ribu santri di wilayahnya menjalani rapid test. Pemkab pun meminta bantuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Jabar untuk pengadaan alat rapid test.
"Dari data yang ada di Kementerian Agama (Kemenag), santri di Cirebon ada 85 ribu. Pinginnya semua (rapid test), makanya kami meminta bantuan ke GTPP Jabar," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni kepada awak media di COVID Center di Stadion Watubelah, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (20/6/2020).
Enny mengatakan pihaknya hanya menganggarkan sekitar 15 ribu rapid test khusus santri. Artinya, ada 75 ribu santri yang terancam tak bisa mengikuti rapid test.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Enny, rapid test penting untuk dilakukan, sebab ia harus menjamin santri yang mulai belajar kembali di ponpes dalam kondisi sehat. Upaya tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau COVID-19.
"Kalau untuk total ponpes di Kabupaten Cirebon itu, jumlahnya ada 913 ponpes," ujar Enny.
Ia menjelaskan tentang pelaksanaan rapid test bagi santri yang belajar di ponpes Cirebon. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menginstruksikan tim medis dari puskesmas untuk melakukan rapid test massal terhadap santri.
"Nanti sistemnya itu pihak puskesmas akan memeriksa. Ya puskesmas lokasinya di sekitar ponpes, jadi di masing-masing puskesmas," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Cirebon melaksanakan swab massal bagi santri asal Kabupaten Cirebon yang hendak berangkat menuju Jatim. Sekitar 200 santri menjalani swab massal. Hasilnya, tak ada yang positif.
(bbn/bbn)