Jabar Hari Ini: Heboh Ibu Pukul Anak-Makam PDP Sukabumi Akan Dibongkar

Jabar Hari Ini: Heboh Ibu Pukul Anak-Makam PDP Sukabumi Akan Dibongkar

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 21:30 WIB
Poster
Ilustrasi pemakaman protokol COVID-19 (Foto: Edi Wahyono)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Kamis (11/6/2020). Dari mulai video viral ibu pukul anak di Cirebon, hingga warga Bandung Barat sembuh COVID-19 diarak warga.

Heboh Video Ibu Pukul Anaknya di Cirebon

Video kekerasan terhadap anak menggemparkan jagat maya. Video tersebut disebut-sebut terjadi di Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video kekerasan terhadap anak itu diunggah oleh sejumlah akun Instagram. Sebagaimana dilihat detikcom, Kamis (11/6/2020), video itu merekam perempuan dewasa memukul seorang anak hingga menangis. Pada slide kedua, anak tersebut disiram air tepat di bagian kepala. Di bagian ketiga, video menampilkan anak itu diomeli.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi melalui Kasat Reskrim Polresta Cirebon AKP Anton membenarkan adanya kejadian itu. Petugas Sat Reskrim Polresta Cirebon langsung bergerak mencari alamat orang yang ada di video tersebut.

ADVERTISEMENT

Perempuan yang ternyata ibu anak itu sudah diamankan polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. "Kita masih penyelidikan. Iya benar itu video baru dibuat oleh pelaku. Intinya kita masih penyelidikan," kata Anton.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon AKP Anton mengatakan video tersebut sengaja dibuat oleh sang ibu tersebut. Berdasarkan keterangan sementara, kata Anton, si ibu sengaja merekam aksinya untuk dijadikan 'senjata' demi meminta kiriman uang kepada sang suami.

"Cerita awalnya masih didalami. Pelaku mengaku berpura-pura memukuli anaknya. Video yang dibuat untuk dikirim ke suaminya yang di Malaysia," kata Anton kepada detikcom.

Kepergok Korban Saat Beraksi, Jambret di Bogor Lompat ke Sungai Ciliwung

Seorang jambret nekat menceburkan diri ke Sungai Ciliwung yang mengalir ke dalam areal Kebun Raya Bogor. Aksi itu dilakukan pelaku karena panik lantaran aksinya dipergoki dan sempat dikejar korbannya.

Aya Saragih, rekan korban mengatakan, perampasan HP terjadi sekitar pukul 19:00 WIB, yakni ketika ia dan korban tengah olahraga di jalur pedestrian yang melingkari Kebun Raya Bogor.

"Kejadiannya pas saya lagi jogging sama korban, namanya Wanda. Pas di lokasi, itu orang langsung ambil HP teman saya. Waktu itu kita sempat kejar, dia terpojok di jembatan Jalan Otista itu," kata Aya kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).

"Pelaku terus lompat ke Sungai Cilwung itu, yang ngalir ke kebun raya bogor. Sempat terlihat karena HP yang diambilnya masih menyala, ngga lama hilang, ngga kelihatan lagi," tambah Aya.

Setelah sekitar 4 jam berada di dalam air, pelaku yang kemudian diketahui bernama Mulyana asal Cianjur itu berhasil ditangkap tengah berenang di aliran Sungai Ciliwung, Kelurahan Sempur, Kota Bogor.

Anggota BPBD, Tagana dan warga yang menunggu dan melakukan pencarian, menemukan pelaku sekitar 4 kilometer dari lokasi awal.

"Pelaku sudah diamankan sekira pukul 23.00 WIB berikut barang bukti satu unit HP milik korban. Saat diamankan, pelaku sudah dalam kondisi luka sobek di kepala dan bibir," kata Kapolsek Bogor Tengah, Kompol Suminto Kamis (11/6/2020).

Sembuh dari Corona, Pria Bandung Barat Disambut Rebana-Diarak Warga

Masyarakat Komplek Tani Mulya RT 01/RW 03, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, menyambut kesembuhan dan kepulangan pasien COVID-19.

Pasien positif tersebut yakni Setyo Winarto yang juga menjabat sebagai ketua RT di wilayah tersebut. Dirinya dinyatakan positif terpapar COVID-19 pada 24 Mei lalu dari Klaster Pasar Antri Cimahi.

Dia kemudian dinyatakan sembuh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat setelah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus Masjid Ash-Siddiq di lingkungan Pemkab Bandung Barat selama 14 hari.

Masyarakat Komplek Tani Mulya RT 01/RW 03, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, menyambut kesembuhan dan kepulangan pasien COVID-19.

Pasien positif tersebut yakni Setyo Winarto yang juga menjabat sebagai ketua RT di wilayah tersebut. Dirinya dinyatakan positif terpapar COVID-19 pada 24 Mei lalu dari Klaster Pasar Antri Cimahi.

Dia kemudian dinyatakan sembuh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat setelah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus Masjid Ash-Siddiq di lingkungan Pemkab Bandung Barat selama 14 hari.Saat diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya, warga di RT 01 berinisiatif menyambut kepulangan Setyo dengan iringan tabuhan rebana. Tak sampai di situ, Setyo diarak keliling komplek menggunakan sofa yang diangkut oleh beberapa orang

Kepala Desa Tani Mulya Lili Suhaeli mengatakan sambutan yang dilakukan warga untuk Setyo merupakan bentuk apresiasi dan ucapan selamat sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

"Pak Setyo ini kan ketua RT, sangat dihormati di wilayahnya. Jadi saat dinyatakan positif dan diisolasi, warga jadi merasa kehilangan. Saat pulang, warga ini spontan ingin menyambut," ungkap Lili saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).

Setyo pulang terlebih dahulu sementara anak dan istrinya saat ini masih menjalani isolasi di tempat yang sama. Meskipun tidak positif, namun anak dan istrinya sempat kontak erat dengan Setyo.

"Kalau Pak Setyo pulang terlebih dahulu karena sudah sembuh, sedangkan anak istrinya masih harus isolasi. Informasinya lusa sudah boleh pulang, tapi belum tahu apakah warga akan menyambut dengan rebana juga atau tidak," bebernya.

Sebagian warga di RT 01 sebelumnya juga menjalani karantina mikro lantaran ada yang reaktif saat dilakukan rapid test setelah mendapat kabar Setyo positif COVID-19.

"Sekitar seminggu karantina mikro tapi sekarang statusnya sudah dicabut karena negatif semua hasil swab testnya. Desa Tani Mulya sekarang sudah aman, kehidupan berjalan normal lagi, tapi kita tetap menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.

Tes Swab Negatif, Makam PDP di Sukabumi Akan Dibongkar Keluarga

Warga di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi berencana membongkar kuburan keluarga mereka yang sebelumnya dimakamkan dengan protokol COVID-19. Pasalnya, jenazah lansia itu dinyatakan negatif Corona.
Almarhumah diketahui bernama Eha Julaeha (56), saat meninggal dunia dia berstatus PDP COVID-19 di RSUD Sekarwangi. Eha meninggal dunia pada Selasa 19 Mei 2020 dan dimakamkan dengan standar protokol COVID-19, saat itu pihak keluarga belum menerima surat keterangan hasil swab yang dilakukan pihak rumah sakit mereka hanya mengetahui saat proses almarhum masuk ke rumah sakit berstatus reaktif rapid test.

"Kami berencana untuk memperbaiki prosesi pemakaman kakak saya secara syariat islam, karena almarhumah dimakamkan dengan protokol COVID. pakai peti, pakai plastik," kata Marwan Hamdani, adik kandung almarhum kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).

Dijelaskan Marwan, pihak keluarga sebelumnya sempat beberapa kali meminta surat hasil swab kepada pihak rumah sakit. Namun surat itu tidak kunjung diperlihatkan, alasan yang diberikan pihak rumah sakit juga beragam.

"Mereka menjanjikan begitu hasil swab keluar akan diinformasikan ke keluarga, karena tidak kunjung diberikan akhirnya saya meminta anak dan kakak saya untuk meminta langsung ke RSUD Sekarwangi. Jawaban mereka tidak akan diberikan karena dokumen rumah sakit, bahkan mereka sempat beralasan katanya sudah meninggal biarkan saja," ungkap Marwan.

Marwan beralasan keluarga meminta surat itu merupakan hak karena ingin memulihkan nama baik kakaknya ketika hasil swab negatif. Karena selama ini mereka merasa diasingkan oleh warga dan lingkungan sekitar.

"Memang COVID-19 bukan aib, tapi kami yang di sini merasakan diasingkan oleh tetangga. Terlebih penggunaan peti saat dimakamkan juga pandangan masyarakat seperti apa ke kami, makanya ketika kami menerima keterangan hasil swab dan menyatakan negatif maka kami berniat menyempurnakan proses pemakaman," tutur Marwan.

Surat keterangan hasil swab negatif bisa dilihat dan diterima keluarga pada Rabu 3 Juni lalu, awalnya rencana keluarga memperbaiki proses pemakaman itu seolah mendapat hambatan. Keluarga bahkan sempat meminta pihak RS menunjukkan bukti-bukti almarhumah dimakamkan dengan syariat islam namun pihak RS tidak bisa memperlihatkan.

"Saya ke RS menuntut, saya minta buktikan kalau memang kakak saya dimakamkan dengan syariat islam, kalau sudah disalatkan, dikafani perlihatkan dong visual ke keluarga. Kita sudah minta ke RS tapi tidak bisa dibuktikan. Bahkan parahnya, baju-baju almarhumah ikut dikuburkan bukannya diserahkan ke keluarga, tetapi malah ikut dikuburkan," kata Marwan.

Terkait baju, informasi yang diterima keluarga, seluruh karwayan di RS membuat pernyataan yang menyebut baju itu dikubur atas seizin yang menguburkan. "Harusnya mereka profesional dong, ada berita acara atau apa. Ini tidak ada sama sekali," jelasnya.

Rencananya makam almarhumah Ela akan dibongkar besok, prosesi pemakaman akan diulang kembali di antaranya melepas plastik, mengeluarkan jasad korban dari peti dan seluruh baju almarhumah akan dikeluarkan.

"Kami ingin memulihkan nama baik kakak, rencananya besok pagi. Informasi yang saya dapat pihak rumah sakit hari tadi sudah sosialisasi terkait rencana keluarga besok," pungkas dia.

Halaman 2 dari 4
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads