Lihat Nakes Ber-APD, Penderita Gangguan Jiwa: Mau Dibawa ke Bulan?

Lihat Nakes Ber-APD, Penderita Gangguan Jiwa: Mau Dibawa ke Bulan?

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 10 Jun 2020 11:38 WIB
Penderita Gangguan Jiwa di Sukabumi Rapid Test
Sseorang penderita gangguan jiwa menjalani rapid test di Sukabumi. (Foto: dok.Deni Solang)
Sukabumi -

Sejumlah penderita gangguan jiwa atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjalani rapid test di Puskesmas Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Celoteh mereka beragam sehingga membuat tersenyum tenaga kesehatan (nakes).

Mereka awalnya menolak masuk ke ruangan periksa karena baru pertama kali melihat tenaga kesehatan yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) mirip astronot. Alasannya antara lain takut diajak ke bulan hingga khawatir darahnya banyak diambil nakes.

Hal itu diungkapkan pemilik Panti Aura Welas Asih (AWA) Deni Solang. Ia akhirnya membujuk satu persatu penghuni pantinya agar mau diambil sampel darah di ujung jarinya untuk pemeriksaan rapid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka ini kan baru pertama kali melihat petugas mengenakan APD. Kalau pakai masker, mereka sudah biasa karena selama ini panti menerapkan protokol kesehatan selama pandemi virus Corona. Ada tujuh orang kita bawa untuk periksa rapid sesuai permintaan Dinkes Kabupaten Sukabumi," kata Deni kepada detikcom, Rabu (10/6/2020).

Menurut Deni, macam-macam aksi penolakan diperlihatkan para penderita gangguan jiwa saat akan rapid test. Mulai dari mengepalkan tangannya, hingga merengek ingin pulang saat akan dibawa ke dalam ruang periksa.

ADVERTISEMENT

"Mereka ini sudah lama tidak keluar dari panti. Ketika kita bawa ke puskesmas, melihat petugas pakai APD, mereka nyeletuk nanya mau dibawa ke bulan. Ada juga yang terus mengepalkan tangan karena takut diambil darahnya berliter-liter. Mereka terus bertanya mau diambil berapa liter katanya," ungkap Deni.

Deni pun meminta izin agar nakes melepas APD, namun tetap memakai masker. Setelah dibujuk berkali-kali, mereka mau diambil sampel darahnya.

"Satu ODGJ memakan waktu 15 hingga 20 menit, bisa dibilang rekor terlama untuk pemeriksaan rapid sebanyak tujuh orang ini. Setelah kita bujuk dan jelaskan perlahan, akhirnya mereka mengerti dan mau di-rapid. Sebelum tes juga, kita terapkan protokol kesehatan seperti menggunakan hand sanitizer," tutur Deni.

ODGJ yang menjalani pemeriksaan adalah mereka yang terlihat bergejala, mulai dari batuk pilek hingga mengalami sesak napas. Meskipun sempat menolak, tidak ada perlawanan dari mereka karena sebelumnya sudah menjalani rangkaian kegiatan rutin panti.

"Mereka sudah satu hingga dua bulan di panti, kita perlakukan manusiawi sesuai standar panti. Terlebih mereka ini bukan yang kita evakuasi dari jalanan, namun titipan keluarga. Mereka yang kita rapid karena ada gejala, tapi alhamdulillah hasilnya semua non-reaktif," ujar Deni.

Halaman 2 dari 2
(sya/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads