Perigee adalah kondisi Bulan berada di titik terdekat Bumi. Pada momen kali ini jaraknya berada pada 364.390 kilometer dari pusat Bumi.
Peneliti Observatorium Bosscha Yanty Yulianty mengatakan fenomena bulan dilingkari dengan cahaya disebut juga dengan fenomena "halo". Dia memastikan secara ilmiah fenomena halo bulan tidak ada kaitannya dengan bulan perigee.
"Tidak ada (kaitannya dengan bulan perigee)," katanya kepada detikcom Rabu (3/6/2020).
Dia menjelaskan, fenomena halo bulan terjadi ketika cahaya bulan mengalami refleksi dan pembiasan oleh kristal es berbentuk heksagon yang terbentuk di lapisan awan pada ketinggian tertentu (di ketinggian awan cirrus biasanya).
Kemudian, pembiasan oleh kristal es dengan sudut bias tertentu menghasilkan cahaya bias yang melingkar di sekeliling sumber cahaya. "Fenomena ini cukup sering terjadi dan bisa terjadi pada sumber cahaya lain, seperti lampu," tambahnya.
Tidak hanya terjadi pada bulan saja, fenomena halo juga memungkinkan terjadi pada matahari. Yanty mengatakan, proses pembentukkan halo bulan sama seperti pada proses pembiasan cahaya yang melewati medium tertentu dengan indeks bias yang berbeda.
"Dalam hal ini mediumnya kristal es, sinar cahaya Bulan mengalami pembelokan. Hasil pembiasannya yang kita lihat sebagai halo," ujarnya.
Dia juga menyebut fenomena ini berbeda dengan fenomena perigee yang bisa diprediksi. Fenomena halo bulan lebih banyak dipengaruhi faktor cuaca atau meteorologis.
"Faktor cuaca atau meteorologis yang kita tahu sangat dinamis. Jadi hanya tinggal menunggu the right moment in a perfect condition," katanya.
(ern/ern)