Peristiwa prank call itu terjadi pada Rabu (27/5/2020), setelah kru berjumlah 4 orang lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD) tiba di lokasi merespons informasi tapi ternyata laporan yang diberikan penelepon itu palsu.
Sejak masa penanganan COVID-19, kru ambulan sigap bekerja lebih ekstra merespons setiap keluhan. Ratusan telepon berdering setiap harinya seputar curhat kondisi kesehatan hingga informasi rumah sakit rujukan, tidak sedikit pula di antaranya hanyalah prank call.
"Saat itu kami menerima telepon yang melaporkan ada warga yang pingsan di daerah Ciandam, saat itu teman-teman ambulans sigap merespons dengan persiapan hingga tiba di lokasi sekitar 10 menit. Sampai lokasi kita gali informasi ternyata warga saja tidak ada yang tahu ada yang pingsan di daerah tersebut. Ketika kita hubungi kembali si penelepon nomornya tidak aktif," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Wiwi Edhie Yulaviani kepada detikcom, Jumat (29/5/2020).
Saat itu, tim yang merespons sudah mengenakan APD lengkap hal yang menjadi standar operasional prosedur dalam penanganan medis di tengah masa pandemi Corona seperti sekarang ini.
"Peneleponnya cukup meyakinkan, sampai tim ambulans sigap merespons. Apalagi laporan yang diberikan itu cukup meyakinkan, apalagi dia menyatakan (kejadian pingsan) di jalan makanya dianggap kejadian umum," lanjut Wiwi.
Operator Ambulans Sigap COVID-19 juga kerap mendapat prank call lainnya, mulai dari hanya sekedar menderingkan suara telepon, pertanyaan aneh, menanyakan alamat operator dan banyak lagi.
"Apalagi kalau operatornya perempuan, pertanyaannya aneh-aneh tanya nama hingga alamat. Sudah biasa seperti itu, kita ada data deretan prank call dan true call kalau yang turun ke lapangan baru (kasus) ini," ujarnya.
Ambulans sigap dijelaskan Wiwi mirip dengan nomor telepon 119 sebagai reakasi cepat, nantinya layanan yang saat ini menggunakan nomor telepon 08001000119 itu akan bertranformasi mengikuti kebutuhan masyarakat akan layanan cepat penanganan kegawatdaruratan.
Ambulans sigap dibentuk untuk melayani pasien yang memerlukan kegawatdaruratan, sehingga ketika pasien dinyatakan darurat oleh keluarga dan masyarakat makanya nanti dinilai oleh petugas.
"Nanti petugas yang akan menilai apakah memang perlu rujukan atau memang bisa ditangani di rumah untuk besoknya ditangani di klinik. Tolong hargai teman-teman petugas sigap, mereka bekerja berdasarkan kegawatdaruratan. Sehingga semua yang masuk telepon informasi yang masuk dianggap sebagai suatu kegawatdaruratan," harap Wiwi.
Ia juga menilai aksi prank call sangat merugikan warga yang benar-benar membutuhkan reaksi cepat ambulans sigap. "Kalau masyarakat melakukan prank call, berapa besar energi yang terbuang percuma. Ketika di prank bagaimana ketika di waktu yang sama ada pasien lain yang benar-benar membutuhkan bantuan karena prank call akhirnya malah tidak tertangani," ujarnya.
(sya/mso)