Salah satu yang membedakan adalah jauhnya angka kendaraan yang melalui jalur Bandung-Garut semasa larangan mudik ini. Bahkan diperkirakan jumlah kendaraan yang mudik menurun hingga 54 persen.
"Sampai dengan H-3 ini sendiri, berbeda dengan operasi ketupat di tahun yang lalu. Kalau kita hitung jumlahnya hampir menurun 54 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Kasatlantas Polresta Bandung AKP Hasby Ristama di Pos Pelayanan Operasi Ketupat COVID-19 Exit Tol Cileunyi, Kamis (21/5/2020).
Hasby menjelaskan, pada tahun lalu jumlah kendaraan yang mudik melalui jalur Bandung-Garut tercatat hampir 34 ribu kendaraan. Sedangkan di tahun ini, kendaraan yang tercatat sekitar 13 ribu kendaraan saja.
"Di mana tahun lalu bisa sampai 34 ribu di daerah Kabupaten Bandung yang akan melintas ke Sumedang, maupun Kota Bandung. Sekarang hampir 13 ribu saja," terangnya.
Angka tersebut merupakan hasil penyekatan di beberapa titik check point. Salah satunya di gerbang keluar Tol Cileunyi. Di sana polisi melakukan penyekatan kepada pemudik dengan pengecekan yang ketat seperti menanyakan asal pengemudi dan tujuan pengemudi.
"Bisa kita lihat kalau di Gate Tol Cileunyi pun kita lakukan penyekatan, penyekatan secara parsial pun dilakukan di beberapa tempat," tambah Hasby.
Polisi akan memaksa putar balik pengemudi yang diketahui akan mudik. Selain itu, polisi pun akan memeriksa surat keterangan dari kantor, instansi ataupun desa.
"Sehingga praktis jika kita menemukan yang mudik akan kita putar balikkan. Kemudian mengecek barang-barang yang dibawa kendaraan tersebut," ujarnya.
Namun bila ada sesuatu yang penting, ujar Hasby, seperti ada anggota keluarga yang meninggal atau pun dalam keadaan sakit. Maka polisi akan membolehkan, namun dengan menunjukkan bukti sakit.
"Kecuali apabila ada musibah, keluarganya meninggal dunia, ataupun sedang sakit dan bisa menunjukkan bukti yang ada," pungkasnya.
(mso/mso)