Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan mendesak Pemkab Cianjur dan Pemprov Jabar agar menyelaraskan data jumlah pasien positif COVID-19. Jangan sampai membingungkan masyarakat.
Tidak samanya data di website Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar) dengan data Gugus Tugas Kabupaten, menjadi salah satu contoh tidak singkron nya data pasien positif.
"Di Pikobar ada 10 sedangkan di Kabupaten da 5, ini mana yang benar. Harus dijelaskan, jangan sampai membuat masyarakat bingung," ujar Ganjar kepada detik.com, Rabu (20/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika memang ada kebijakan data berdasarkan domisili dan masa inkubasi, maka Pemkab dan Pemprov harus selaras. Tidak berbeda pemahaman dan data.
"Apakah benar masuk data Cianjur atau masuk ke daerah lain, harus dijelaskan dan harus selaras pemahamannya. Jangan berbeda, yang pada akhirnya data yang muncul juga tidak sama. Nantinya malah masyarakat tidak percaya dengan daya yang disuguhkan pemerintah," tegasnya.
Terlepas dari data, Ganjar juga mendesak agar tracking dan tracking pasien positif agar dilakukan secara benar. Sebab hingga saat ini masih banyak pasien positif yang tracing nya tidak jelas.
"Ada beberapa pasien yang belum jelas terpapar nya dari mana. Padahal itu akan menjadi dasar dalam pencegahan dini penyebaran COVID-19. begitu juga untuk tracing, mesti cermat jangan ada yang terlewat," kata Ganjar.
Sebelumnya, masyarakat Cianjur dibingungkan dengan jumlah pasien terkonfirmasi positif. Pasalnya muncul data di situs Pikobar Jawa Barat yang menunjukkan 10 pasien positif di Cianjur, sedangkan Pemkab Cianjur menyebutkan hanya ada lima pasien terkonfirmasi positif.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal, mengakui jika pasien positif bukan hanya lima orang yang terkonfirmasi positif di Cianjur, melainkan ada lima pasien positif lainnya.
Menurutnya, lima orang data positif COVID-19 di luar yang sudah tercatat di daerah merupakan pemudik asal zona merah penyebaran COVID-19, mulai dari Bekasi, Jakarta, dan Bogor.
Bahkan, ada pasien terkonfirmasi positif yang merupakan seorang pemilik vila di kawasan Cipanas. Pasien berada di Cianjur lantaran daerah asalnya yakni Bogor sudah menerapkan PSBB.
Namun, menurut dia, lima pasien positif tersebut tidak masuk dalam data Cianjur, lantaran dari penelusuran masa inkubasi dan domisili bukan di Cianjur melainkan di daerah asalnya di luar kota.
"Untuk yang lima itu karena tidak berdomisili di Cianjur, jadi tidak masuk data Cianjur tapi berdasarkan domisili," ujar Yusman.
Tonton juga video Ego Sektoral Jadi Hambatan Gugus Tugas Covid-19 Peroleh Data Pasien:
(mud/mud)