Seperti data terbaru terkait COVID-19 yang dihimpun detikcom dari Tim Percepatan Penanganan COVID-19 Garut, diinformasikan bahwa pasien positif Corona di Garut berjumlah 11 orang per tanggal Selasa, 28 April.
"Terkonfirmasi positif COVID-19 11 orang, dengan rincian 2 orang sembuh, 1 isolasi mandiri, 7 orang dalam perawatan, 1 meninggal," tulis dalam data tersebut.
Bupati Garut Rudy Gunawan membenarkan hal tersebut. Pasien positif Corona tak bertambah belasan hari. "Sudah 16 hari tidak ada penambahan," kata Rudy saat mendampingi Wagub Jabar Uu Ruzhanululum dalam launching bantuan gubernur bagi warga, Selasa (12/5).
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanulum saat berkunjung ke Garut dalam rangka launching bantuan COVID-19 bagi masyarakat, Selasa lalu juga sempat mengungkapkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berdampak pada turunnya angka penambahan pasien positif Corona.
Ada beberapa kabupaten dan kota di Jabar yang dalam beberapa hari nihil penambahan pasien positif Corona selama PSBB.
"Kemarin sebelum PSBB, itu hampir 40 kejadian per hari. Setelah adanya PSBB di dua wilayah, seperti halnya di Debotabek, Bandung Raya, agak menurun,'' kata Uu.
"Setelah PSBB di tingkat provinsi ini, semakin melambat. Bahkan ada beberapa hari, sampai nihil. Tidak ada yang kena. Termasuk juga di Kabupaten Garut 16 hari tetap seperti itu tidak ada penambahan. Jadi saya kepada pak bupati ini sangat luar biasa," Uu menambahkan.
Tidak bertambahnya pasien positif Corona di Garut selama belasan hari ini menimbulkan spekulasi di benak masyarakat. Apakah hal tersebut merupakan hasil dari keberhasilan Pemda melakukan langkah pencegahan, atau pasien Corona yang tak terdeteksi karena lemahnya proses pemantauan.
Pemda sendiri belum angkat bicara terkait hal tersebut. Beberapa waktu lalu, Bupati Rudy sempat mengklaim bahwa penanganan COVID-19 di daerahnya sangat baik.
"Terus terang saja, penanganan COVID-19 di Garut itu cukup baik," kata Rudy kepada wartawan di Pendopo, Selasa (5/5).
Rudy menjelaskan, penanggulangan COVID-19 di Garut disebutnya baik karena beberapa alasan. Salah satu yang paling vital adalah penanggulangan di tingkat desa.
Desa-desa di Garut melakukan deteksi dengan cepat. Hal itu membuat pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) bisa terpantau dan terdata.
"Jadi pandemi di Garut itu kelihatannya kosong. Sekarang pun kita sudah tujuh hari itu kan tidak ada (penambahan pasien positif)," katanya.
"Karena apa, karena desa-desa sudah menerapkan situasi yang baik," ucap Rudy menambahkan.
Terkait pasien positif Corona sendiri, dari 11 orang yang terkonfirmasi, dua orang berhasil sembuh setelah diisolasi dan mendapat penanganan medis di RSUD dr. Slamet Garut. Mereka adalah pasien positif Corona kelima (KC-5) yang merupakan seorang perempuan asal Kecamatan Tarogong Kaler serta KC-3 yang merupakan seorang pria asal Kecamatan Selaawi.
Sedangkan terkait PSBB sendiri, Pemda Garut dapat cibiran dari sejumlah warga. Sebagian kalangan menyoroti proses PSBB di wilayah kota yang dianggap mirip Car Free Day.
Warga menganggap PSBB Garut seperti Car Free Day lantaran Pemda melakukan penyekatan jalanan di pusat kota. Namun, hanya kendaraan bermotor saja yang tidak boleh masuk ke kawasan kota. Sedangkan masyarakat diperbolehkan masuk sehingga menimbulkan kerumunan.
(ern/ern)