BBPOM Temukan Pangan Mengandung Bahan Berbahaya di Baleendah

ADVERTISEMENT

BBPOM Temukan Pangan Mengandung Bahan Berbahaya di Baleendah

Muhammad Iqbal - detikNews
Jumat, 15 Mei 2020 18:47 WIB
BBPOM Bandung temukan banyak pangan berbahan kimia di pasar Baleendah
BBPOM Bandung temukan banyak pangan berbahan kimia di pasar Baleendah (Foto: Muhammad Iqbal)
Bandung -

Jelang akhir bulan Ramadhan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan melakukan sidak ke Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung. BBPOM menemukan beberapa makanan yang positif mengandung bahan kimia berbahaya.

Kepala BBPOM Bandung, Hardaningsih mengatakan sidak ke pasar tradisional ini merupakan yang pertama di tahun ini. Karena sebelumnya fokus pada makanan siap saji di beberapa toko retail dan super market.

"Kebetulan kalau pasar tradisional ini baru kali pertama, tapi kemarin kita fokus pada makanan yang telah diolah, dikemas, itu diretail sama tempat-tempat parcel," ujar Kepala BBPOM Jabar tersebut," Jumat (15/5/2020).

Dalam sidak tersebut, pihaknya mengambil beberapa sampel makanan yang dijual di Pasar Baleendah. Makanan yang ambil sampel di antaranya terasi, ikan asin, cumi, udang rebon, baso dan baso goreng.

Tim BPPOM membawa 35 sampel makanan. Setelah dilakukan test, sekitar 13 sampel menunjukkan positif menggunakan bahan kimia berbahaya.

"Ternyata dari 35 sampel ini yang positif ada 13," terangnya.

Dari 13 sampel tersebut 2 mengandung formalin, 4 mengandung boraks, dan 6 mengandung rodamin B atau pewarna tekstil dan 1 yang mengandung rodamin B dan formalin.

"Positif formalin ada 2 yaitu cumi sama ikan rebon. Boraks ada 4, borak ada di bakso, kerupuk, bakso goreng (basreng) dan pacar cina,"

"Kemudian yang mengandung pewarna tekstil atau rodamin B. Tadi kita nyampling tiga terasi padat dan positif semua. Kemudian terasi serbuk, rangginang sama kerupuk. Kemudian ikan rebon ini mengandung formalin dan rodamin B," ungkap Hardaningsih.

Menurut Hardaningsih, jumlah sampel yang positif di Pasar Baleendah cukup banyak. "Baru di sini yang banyak, dari 35 sampel 13 yang mengandung bahan berbahaya, atau sekitar 30 persen," ujarnya.

Nantinya, BPPOM akan melakukan koordinasi dengan pihak pemerintahan dari Kabupaten Bandung. Di mana pedagang tersebut harus mengetahui bahwa barang yang dijualnya mengandung bahan berbahaya.

"Kami harus memberikan peringatan dan sosialisasi bahwa barang-barang ini mengandung barang yang berbahaya. Dan tidak boleh dijual lagi. Dan dia harus ganti supplier," sarannya.

Selain itu, BPPOM pun telah melakukan pengecekan di beberapa toko retail dan penjual parcel. Parcel menjadi perhatian BPPOM karena sering menjadi hadiah atau incaran ketika memasuki lebaran.

"Rata rata di supermarket tidak ada (ditemukan bahan berbahaya). Hampir zero. Paling kemasan penyok, sedangkan barang yang kadaluarsa sudah tidak ada," pungkasnya.

(mud/mud)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT