Meski sudah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Banten masih membutuhkan kurang lebih 70 ribu alat rapid test. Angka itu dinilai ideal untuk menjangkau orang yang pernah bersentuhan dengan pasien positif Corona maupun ODP.
"Kalau kita asumsikan, 50-70 ribu idealnya. Tapi kan rapid test berdasarkan indikator," kata Gubernur Banten Wahidin Halim saat wawancara dengan detikcom di Serang, Kamis (14/5/2020).
Memang, jika dibandingkan dengan jumlah populasi di Banten, 70 ribu rapid test kurang. Sehingga, alat yang ada sekarang diarahkan untuk kategori ODP dan orang-orang yang mengarah pada riwayat kontak dengan pasien positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, rapid yang ada sekarang digunakan dengan sistem drive-thru. Tapi laporan terakhir, dari 2 ribu alat yang dites, hanya 9 yang menunjukkan reaktif. Setelah dilakukan swab, ada 3 yang dinyatakan positif.
Makanya, Wahidin mengatakan Banten saat ini memiliki alat PCR yang dioperasikan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Ini untuk mendukung 4 labolatorium yang sekarang sudah beroperasi yang salah satunya di RSUD (Tangerang) dan RS Siloam.
"Memang saat PSBB pertama ada masalah, dan alat sekarang dari pemerintah sudah lebih bagus. sekarang sudah dipenuhi, alat PCR minta lagi sekarang dapat," ujarnya.
(bri/mud)