"Beliau tanya, ibu ngegojek saya jawab iya pakai akun suami. Saya jelaskan juga suami saya sudah meninggal jadi saya ngebid pakai akunnya, setelah itu saya salat aja. Selesai salat saya disuruh menunggu sebentar," ujar Popi.
Lokasi musala di area SPBU tempat Popi salat berada dekat dengan posko milik politisi asal Partai Gerindra tersebut, Popi kebetulan memarkir kendaraan dekat dengan posko tersebut.
"Pas saya ke motor, Pak Yuda nyamperin saat itu saya enggak tahu kalau beliau ini ketua DPRD. Cuma memang di situ ada logo Partai Gerindra dan tulisan Yudha Sukmagara, saya juga dikasih tahu sama orang di situ kalau beliau ini ketua DPRD Kabupaten Sukabumi," tuturnya.
Saat itu percakapan kembali terjadi, dikatakan Popi Yudha menanyakan penghasilannya hari itu sudah dapat berapa orderan dan ingin melihat pendapatan hariannya.
"Saya jawab aja baru dapat 2 orderan 4 poin, karena diminta saya lihatin juga penghasilan hari itu Rp 32 ribu. Dia ambil dompet mengeluarkan uang beberapa lembar, dia minta saya jangan ngebid satu minggu, beliau kasih Rp 500 ribu lalu nyuruh saya pulang saya masih ingat ucapannya, beli makanan buka puasa dengan anak," tuturnya di ujung telepon terdengar suaranya parau dan terisak.
Saat itu Yudha juga meminta Popi memasukan uang itu ke saku jaketnya. Yudha juga memintanya untuk segera pulang. "Beliau bilang, bu pulang cepat sudah mau hujan," lirihnya.
Kepada Detikcom, Popi bercerita selepas suaminya meninggal ia menjadi tulang punggung keluarga membesarkan tiga anaknya. Popi sendiri mengaku berprofesi sebagai ojek online sejak suaminya sakit.
"Saya ngojek sejak suami sakit pada bulan Januari, almarhum suami sempat melarang tapi saya berpikir saat itu harus ada penghasilan. Saya pakai akunnya, motornya ini juga jaket punya suami. Anak saya tiga, paling besar SMK kelas 1, yang kedua kelas 6 SD dan yang kecil 1,5 tahun," pungkas dia.
(sya/err)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini