Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Selasa (12/5/2020) dari mulai ASN Sukabumi sembunyikan paket bansos hingga PSBB Jabar tidak diperpanjang.
ASN di Sukabumi Sembunyikan Paket Bansos Gubernur di Mobilnya
Ada-ada saja ulah oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kelurahan/Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi ini. Ia kedapatan menyembunyikan satu paket bantuan sosial dari Jawa Barat ke dalam mobil miliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untungnya, aksi tidak terpuji ASN perempuan berinisial AS itu ketahuan oleh relawan COVID-19 kelurahan setempat. AS kdilaporkan ke polisi dengan tuduhan pencurian oleh relawan tersebut.
"Jadi ceritanya itu kita lagi membantu kepolisian dan Babinsa Koramil mendistribusikan paket dari Gubernur. Pendistribusian mulai hari Sabtu (9/5), lanjut sampai malam minggu, malam itu tersisa 13 sampai 14 paket tersimpan di aula kelurahan," kata Uj Sukma Wijaya, relawan COVID-19 Surade, kepada detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (12/5/2020).
Paket sisa itu kembali didistribusikan lagi keesokan harinya, Minggu (10/5/2020), hingga tersisa sekitar 3 paket di aula kelurahan
"Pulang dari pendistribusian paket, posisi motor saya kan berada di belakang mobil oknum ASN itu. Saya lihat pintu mobil sebelah kiri agak terbuka, pas saya mau tutup saya melihat si oknum itu geser-geser paket. Dalam pikiran saya kenapa si ibu dikasih, saya saja relawan dan teman-teman tidak ada jatah untuk relawan masa si ibu dikasih," ungkapnya.
Menurut UJ di dalam paket senilai Rp 350 ribu itu berisi beras, tepung, makanan kaleng, telur mie instant dan paket vitamin - C. "Seluruhnya Rp 500 ribu, yang Rp 150 ribu uang tunai kalau telur terpisah. Jadi tertangkap basah dua kali, yang pertama paket bansos itu kedua dia kedapatan nenteng telur, isi paket namun posisinya terpisah," terang UJ.
UJ mengaku sempat menanyakan hal itu kepada oknum tersebut, namun dijawab paket itu hanya untuk difoto selfie. UJ kemudian melaporkan hal itu ke Mapolsek Surade. "Lurah dan camat sudah tahu, ya itung-itung sebagai efek jera buat yang bersangkutan," pungkasnya.
Camat Surade Utang Supratman membenarkan kejadian tersebut menurutnya kasusnya kini ditangani Polsek Surade. "Betul sudah ditangani kepolisian, namun nilai bansos kan sekitar Rp 350 ribu mungkin masuknya tipiring (tindak pidana ringan). Walaupun begitu kan memang itu nilainya bansos, kami memantau juga prosesnya," kata Utang.
Menurut Utang, oknum ASN inisial AS tersebut mengaku bahwa satu paket bansos itu akan diberikan kepada tetangganya. "Cuma tidak bisa seperti itu kan, harus ada proses tidak bisa asal diambil begitu. Mungkin nanti sidang tipiring kepada yang bersangkutan. Dari inspektorat juga sudah menghubungi saya, mungkin terkait sanksi karena yang bersangkutan ASN," ujar Utang.
Dihubungi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Surade Aipda Feri Sahromi juga membenarkan peristiwa tersebut kini di proses pihaknya. Menurutnya saat ini pihak kecamatan dan Muspika setempat akan menyelesaikan kasus tersebut dengan musyawarah.
"Kalau berlanjut tipiring (tindak pidana ringan) rencana pak camat dan lainnya akan menyelesaikan masalah ini dengan musyawarah mungkin efek jera saja, memang barang masih utuh," singkatnya.
Pemprov Jabar Tidak Perpanjang Masa PSBB
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak akan diperpanjang Pemprov Jabar. Setelah masa PSBB yang berlangsung di seluruh daerah habis, Pemprov Jabar akan langsung evaluasi.
"Perlu kami sampaikan, pemerintah provinsi Jawa Barat tidak akan ada penambahan waktu PSBB lagi," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum kepada di Garut, Selasa (12/5/2020).
Uu menjelaskan PSBB Jabar akan selesai sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya di tiap-tiap daerah. Sekadar diketahui, PSBB Jabar di 27 kota dan kabupaten berlangsung 6 Mei hingga 19 Mei 2020.
Setelah itu, Pemprov Jabar menentukan langkah selanjutnya dalam menyikapi pandemi Corona. "Tadi sudah disampaikan, mudah-mudahan pada tanggal yang sudah ditentukan selesai, tinggal mengevaluasi," ucap Uu.
Uu mengklaim PSBB cukup efektif di Jabar. Jumlah kasus penambahan pasien positif COVID-19 disebut berkurang saat PSBB diberlakukan.
"Kemarin sebelum PSBB, itu hampir 40 kejadian per hari. Setelah PSBB di dua wilayah, yaitu Bodebek dan Bandung Raya, agak menurun. Setelah PSBB di tingkat provinsi, ini semakin melambat bahkan ada beberapa hari sampai nihil," ujar Uu.
PSBB di Garut Dikritik Gegara Dianggap Mirip Car Free Day
Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) di Garut dikritik karena dianggap tidak efektif. PSBB di Garut, khususnya di pusat kota, disebut lebih mirip penyekatan jalan saat Car Free Day (CFD).
Di hari ketujuh penerapan PSBB yang digelar sejak Rabu (6/5) lalu di 14 kecamatan di Garut menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sebagian masyarakat mendukung kebijakan tersebut, namun sebagian lainnya justru mengkritik penerapan PSBB di Garut. Ada banyak hal yang menjadi sorotan.
Selain sanksi yang tidak tegas bagi pelanggar PSBB, penerapan PSBB di pusat kota juga jadi sorotan. Sebagian kalangan warga menyebut PSBB di pusat kota Garut lebih mirip penutupan jalan saat gelaran CFD setiap hari Minggu pagi.
Seperti diungkap salah seorang warga Garut, Ade Farhan (35). Ade mengatakan, PSBB di Garut tidak efektif dan mirip CFD.
"Saya melihat ini seperti Car Free Day. Sekarang kita lihat aja di kota. Kendaraan tidak boleh masuk ke kota, tapi orangnya boleh. Saya jadi berpikir apakah Pemda menganggap Corona itu menular lewat kendaraan atau seperti apa. Ini jelas sangat konyol," kata Ade saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/5/2020).
Ade melihat masyarakat tetap santai belanja dan jalan-jalan di kawasan perkotaan Garut selama PSBB karena tidak ada sanksi yang diterapkan pemerintah bagi pelanggar PSBB.
Selain itu, Ade juga melihat ada fenomena baru yakni maraknya parkir liar di pusat kota. "Jadi kan ini jalanan ditutup, otomatis mereka parkir di batas jalan yang ditutup itu. Ini jadi bisnis baru karena yang parkir itu tidak hanya satu dua kendaraan," ucap Ade.
Ade menambahkan, dia menganggap PSBB yang diterapkan di Garut khususnya di pusat kota tidak efektif. Ade berharap Pemda bisa lebih tegas dalam penegakan aturan dan penerapan sanksi bagi pelanggar.
"Jangan sampai pemda hanya ikut-ikutan menjalankan PSBB saja," tutup Ade.
1 Pedagang Positif Corona, Pemkot Bogor Tutup Pasar Atas
Pemkot Bogor menutup sementara operasional Pasar Bogor di Jalan Surya Kencana Kota Bogor mulai Rabu (13/5/2020). Hal ini dilakukan menyusul adanya seorang pedagang pakaian yang dinyatakan positif Corona atau COVID-19 usai mengikuti tes massal yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN), Senin (11/5).
"Kita akan tutup sementara (Pasar Bogor), kita akan bersihkan," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Selasa (12/5/2020).
Ia menjelaskan penutupan sementara dilakukan sebagai upaya untuk tracing dan pihak Pemkot Bogor nakal melakukan penyemprotan serta pembersihan Pasar Bogor. "Kita akan bersihkan," ucap Bima.
Bima menyebut pihak Dinas Kesehatan baik Kota maupun Kabupaten Bogor langsung melakukan tracing terhadap kasus tersebut. Pedagang yang dinyatakan positif itu sudah diisolasi untuk proses penyembuhan.
"Pedagang yang positif langsung isolasi beserta keluarga. Dinkes kota dan kabupaten (Bogor) tracing kontak," ujarnya.
Bima menegaskan pedagang di luar yang dikecualikan agar berhenti operasi selama PSBB. Hal itu sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Coroba di lingkungan pasar melalui kerumunan di pertokoan.
"Kita imbau selama PSBB toko yang tidak termasuk sektor yang dikecualikan untuk tutup. (Pedagang) Bahan pokok yang di bawah masih buka," tutur Bima.
Seorang warga asal Kabupaten Bogor dinyatakan positif Corona setelah mengikuti tes massal yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor, Jalan Surya Kencana, Kota Bogor, Senin (11/5) pagi. Warga tersebut dinyatakan positif melalui tes rapid dan swab yang dikeluarkan oleh laboratorium mobile milik BIN.
Sementara dua orang lainnya yang sempat reaktif melalui tes rapid, dinyatakan negatif Corona setelah pemeriksaan swab di tempat yang sama.
"Hasil rapid test, 3 reaktif. Setelah dilanjutkan dengan pemeriksaan swab PCR, hasilnya 1 orang positif Corona dan 2 lainnya negatif Corona," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno kepada detikcom, Senin (11/5/2020) malam.
"(Yang positif) tercatat sebagai warga Kabupaten Bogor," ucap Sri.