Hal tersebut disampaikan Uu saat melaksanakan launching penyaluran bantuan sembako dari gubernur untuk masyarakat Garut Selasa (12/5/2020) di kantor PT Pos Indonesia, Jalan Ahmad Yani.
"Keterlambatannya antara lain adalah pendataan. Jadi pendataan dari bawah. Dari RT dan RW kan sampai dua kali pendataan," kata Uu.
Uu mengatakan, pendataan penerima bantuan di tingkat RT dan RW dilakukan dua kali gegara banyaknya masyarakat yang tidak terdata sebagai penerima. Uu menambahkan, gubernur akhirnya melakukan pendataan tanpa kuota.
"Pertama yang diberikan (penerima bantuan) mungkin awalnya sedikit. Kemudian, waktu itu masih banyak masyarakat yang meminta, maka pak Gubernur sudah data kembali tanpa kuota," ucap Uu.
Kendati demikian, Uu memastikan keterlambatan tersebut tidak akan membuat masyarakat rugi. Uu juga memastikan tidak ada unsur kesengajaan dalam terlambatnya proses distribusi bantuan ini.
"Tidak akan mengurangi. Tentunya, tidak dirugikan dengan adanya keterlambatan ini. Keterlambatan ini penyebabnya mungkin satu dan lain hal. Tapi, kami yakin tidak ada unsur kesengajaan," tutup Uu.
Uu sendiri hari ini melepas ratusan petugas PT Pos Indonesia yang mendistribusikan ribuan paket bantuan sembako untuk warga Garut. Proses pelepasan berlansung di halaman kantor Pos Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, total ada 47 ribu paket sembako yang hari ini mulai dibagikan.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini