Hari ketiga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Garut, tingkat kepatuhan masyarakat diklaim meningkat. Pusat perkotaan Garut kini terpantau sepi.
"Ada peningkatan signifikan kepatuhan masyarakat. Jadi, kami sangat berterima kasih sekali kepada masyarakat Garut yang mulai melakukan langkah untuk memahami bahwa PSBB ini adalah kepentingan bersama," ucap Bupati Garut Rudy Gunawan, Jumat (8/5/2020).
Ada sejumlah indikator naiknya tingkat kesadaran masyarakat untuk diam di rumah. Antara lain sepinya pusat perkotaan Garut atau yang lebih familiar disebut Pengkolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, jelang magrib tadi, kawasan Pengkolan terpantau sepi dari aktivitas pengendara. Memang masih banyak ditemukan para pedagang yang berjualan. Toko-toko pun terpantau masih menjajakan barang dagangan.
Namun, mobilitas warga terpantau sangat kecil. Ada sejumlah warga yang memaksa untuk berbelanja. Mereka rela berjalan kaki ratusan meter. Pasalnya, petugas menutup jalan menuju pusat kota.
Rudy memastikan pihaknya tidak akan melarang para PKL dan pemilik toko untuk berjualan. Pemkab Garut, menurut dia, ingin menerapkan kebijakan yang humanis.
"Ini kan kebutuhan mereka. Kita terapkan kebijakan yang bijaksana tanpa mengesampingkan aturan. Jadi bagaimana caranya tetap masyarakat bisa, tapi social dan physical distancing-nya dapat," tutur Rudy.
Meski menerapkan aturan yang terkesan longgar dan membebaskan warganya, Rudy menegaskan, pihaknya tak segan untuk memberi sanksi kepada para pelanggar yang sudah keterlaluan. Contohnya yaitu toko yang membuat kerumunan massa.
Rudy memerintahkan petugas untuk menutup toko yang seperti itu. "Tapi selama aman, tertib, semua pakai masker, masuk tokonya di atur, bukanya sesuai jadwal, saya kira itu tidak ada masalah," ujar Rudy.