Tanpa APD, Warga Makamkan Satu ODP di Cianjur

Tanpa APD, Warga Makamkan Satu ODP di Cianjur

Ismet Selamet - detikNews
Rabu, 06 Mei 2020 18:27 WIB
Poster
Ilustrasi penanganan pasien Corona. (ilustrator: Edi Wahyono)
Cianjur -

Warga memakamkan jenazah satu pasien berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sewaktu proses pemakaman, terpaksa warga tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Pasalnya petugas dari rumah sakit, tempat pasien dirawat sebelum meninggal, hanya mengantar jenazah hingga gang menuju pemakaman di Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Cianjur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, pasien lelaki iut baru masuk dan dirawat di RSUD Cimacan pada Senin (4/5/2020), Ia diketahui melakukan perjalanan dari Jakarta yang merupakan zona merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Almarhum sedang dapat tugas ke Jakarta, dalam perjalanan pulang merasa sesak napas. Begitu sampai Cipanas, atas kesadaran sendiri langsung datang ke rumah sakit untuk diperiksa," kata salah seorang anggota keluarga yang enggan disebutkan namanya, Rabu (6/5/2020).

Setelah diperiksa, pasien mengalami gejala seperti halnya pasien Corona dan harus dirawat. Meskipun dari rapid test menunjukkan negatif, pasien itu meninggal pada Selasa (5/5/2020) malam.

ADVERTISEMENT

Keluarga dan aparat setempat pun langsung menyiapkan liang kubur untuk jenazah, sehingga petugas bisa langsung memakamkan saat datang. Tapi, ternyata bukannya memakamkan, petugas dengan APD lengkap dari rumah sakit malah sekadar menurunkan peti jenazah di depan gang menuju pemakaman, tidak melanjutkan hingga proses pemakaman.

"Oleh warga sempat dikejar saat mereka hendak kembali pulang. Kenapa diturunkan saja, tidak dimakamkan, SOP-nya bagaimana? Mereka malah jawab tugasnya hanya mengantar jenazah, untuk pemakaman okeh gugus di tingkat desa, kemudian mereka tetap pulang," tuturnya.

"Mereka beralasan sudah koordinasi dengan polisi dan gugus tugas, tapi tidak ada. Di kampung gini, kalau sudah larut malam apalagi jelang dini hari, jangankan petugas warung saja sudah tidak ada yang buka," tambahnya.

Pada akhirnya, lanjut dia, warga yang sempat kebingungan memaksakan diri untuk memakamkan jenazah tanpa menggunakan APD.

"Warga juga khawatir, tapi mau gimana lagi. Kasihan jenazah kalau dibiarkan lama tidak segera dimakamkan. Meskipun pada akhirnya setelah pemakaman semuanya cemas," tuturnya.

Dia menyayangkan langkah petugas tersebut. Apalagi kedatangan mereka ber-APD lengkap, sehingga membuat warga khawatir sebelumnya.

"Meskipun informasi terbarunya ada riwayat penyakit penunjang yang menyebabkan pasien meninggal, tapi kalau sudah dibawa dengan petugas APD lengkap, ya tuntaskan. Jangan malah lepas tangan diturunkan di depan gang. Kalau memang tidak apa-apa, ya sekalian petugasnya juga jangan pakai APD," ujarnya.

Sementara itu, Camat Cibeber, Ali Akbar, mengatakan, pihaknya sedang mencari informasi lebih dalam terkait pemakaman pria itu oleh masyarakat tanpa APD. "Kami masih telusuri informasi kaitan kondisi dan riwayat pasien. Kalau informasi awal statusnya PDP, karena dari zona merah dan sakit hingga dirawat. Kami coba koordinasi dengan rumah sakit, tapi belum ada jawaban," ucapnya.

Ali mengatakan pihaknya sudah memerintahkan kepala desa untuk mengisolasi warga yang turut memakamkan. Selain itu, mereka akan dicek kondisi kesehatannya.

"Meskipun kami peti mati jenazah misalnya steril, tapi tetap saja mereka berkontak tanpa alat pelindung. Intinya kami upayakan pencegahan, meski pasien baru berstatus PDP," ucap Ali.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan pasien tersebut berstatus ODP.

"Semula itu PDP, tapi dari pemeriksaan lanjutan ternyata ODP. Karena lebih condong ke penyakit bawaan, bukan pada gejala penyakit menyerupai COVID-19. Ketika masuk sebatas demam tinggi," tuturnya.

Karena sudah ditetapkan sebagai ODP, lanjut dia, penanganan pemakaman memang seharusnya ditangani sesuai prosedur pemakaman COVID-19. "Karena dari WHO-nya begitu, yang ODP sekalipun harus menggunakan prosedur yang sama. Kami akan evaluasi kejadian tersebut, dimana pasien meninggal dengan status ODP ditangani oleh masyarakat tanpa APD," tuturnya.

"Sistem koordinasi juga akan dievakuasi antara rumah sakit dan gugus tugas di wilayah, supaya ketika ada pasien sudah siap," ujar Yusman menambahkan.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads