Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL3) Universitas Padjadjaran (Unpad) mulai menguji sampel COVID-19. Dalam gelombang pekan pertama, Lab BSL-3 Unpad menargetkan dapat melakukan pengujian 350 sampel.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Unpad Setiawan menyampaikan sudah ada 27 sampel yang diuji dan hasilnya dapat diketahui setelah melewati tiga hari kerja.
"Baru berjalan kemarin 27 sampel, hari ini ada lagi sekitar 50 sampel. Diproses dalam tiga hari kerja insyaallah, jadi hasil belum diketahui," kata Setiawan saat dihubungi detikcom, Selasa (5/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, penanggung jawab uji COVID-19 Unpad Lidya Chaidir menjelaskan, sampel COVID-19 tersebut merupakan sampel rujukan dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit.
"Fasyankes dan RS yang ingin mengirimkan sampel akan disimpan terlebih dahulu di Klinik Pratama Akademik Unpad," ujar Lidya.
27 sampel yang diuji kemarin terdiri atas 7 sampel dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung serta 20 sampel dari RSUD Sumedang. Seluruhnya telah dilakukan proses pra-analisis berupa pooling sampel serta pengecekan kelengkapan formulir administrasi di Klinik Pratama Akademik Unpad untuk kemudian dilakukan pengujian di Lab BSL-3.
Lebih lanjut, Lidya menjelaskan sampel akan dilakukan ekstraksi RNA kemudian masuk ke dalam tahap Realtime Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari tahap ini kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya virus penyebab COVID-19.
"Proses ekstraksi untuk tahap pertama masih dilakukan secara manual oleh tenaga laboran," tambahnya.
Kata dia Lab BSL-3 Unpad sendiri terdiri dari 3 fasilitas lab. Untuk gelombang pertama, proses pengujian akan menggunakan satu lab. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta suplai bahan habis pakai laboratorium yang masih terbatas.
"Jika bantuan operasional datang, kita akan aktifkan lab kedua dan ketiga tetapi tetap dengan cara manual. Idealnya satu hari aktivitas kerja tidak ada kendala, kita bisa kalkulasikan setiap satu hari satu lab maksimal bisa menguji 96 sampel," jelas Lidya.
Lab BSL-3 sendiri sudah memiliki peralatan ekstraksi RNA secara robotik. Namun, kata Lidya, alat ini belum dioperasionalkan untuk pengujian gelombang pertama. "Jika robot ini sudah bisa beroperasi, alat ini akan bisa menguji 192 sampel per harinya," katanya.
Pihaknya menargetkan hasil dari proses uji sampel per gelombangnya selesai dalam 3 hari. Ini disebabkan, proses pengujian untuk mendapatkan data yang benar-benar valid membutuhkan serangkaian proses, baik pra-analisis hingga pasca-analisis pengujian.
Selanjutnya, hasil dari proses pengujian akan dilaporkan sesuai dengan prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan. Data pengujian akan dikirimkan lewat surat elektronik ke fasyankes pengirim sampel serta ke Balitbang Kemenkes.
Sebelumnya, laboratorium BSL3 Unpad Sudah tesertifikasi dan memiliki kemampuan tes PCR. Dengan dukungan lab BSL3 Unpad, ditargetkan sekitar 30 ribu sampel dapat diperiksa.
Simak video Pemerintah Akui Penanganan Corona Terkendala Fasilitas PCR: