Namun sebagai gantinya, SPN Jabar akan menyalurkan 300 paket bantuan sosial kepada anggota SPN di Majalengka yang paling terdampak wabah virus Corona. Pembagian itu berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada pengurus tingkat cabang di sejumlah daerah.
"Kebetulan kemarin mereka dirumahkan, tapi masih belum ada kesepakatan soal upahnya, dirumahkan tapi belum dibayar, kemarin masih deadlock, ini baru di Majalengka, bisa terbayang bagaimana di daerah lainnya," kata Dadan saat dihubungi detikcom, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya pemenuhan kebutuhan pangan atau jasmani bagi para pekerja sangat mendesak. Ia berharap, pemerintah pun bisa bergerak cepat menyalurkan bantuan, khususnya bagi pekerja yang terdampak.
"Kartu Pra Kerja yang diberikan pemerintah juga cukup berbelit, dan tidak memberikan bantuan secara langsung, banyak sekali yang membutuhkan," ujarnya.
Selain itu, SPN juga akan tetap bersuara di media sosial dengan mengkampanyekan penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Sekaligus pengungkapan aspirasi terkait tunjangan hari raya (THR) agar dibayarkan secara tuntas.
"Kalau kondisi sekarang kita tidak menggelar aksi dulu, kita suarakan lewat spanduk di media sosial dan di masing-masing perusahaan," ujarnya.
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jabar juga tak akan menggelar aksi pada Hari Buruh Internasional esok, sebagai gantinya pihaknya akan memasang spanduk atau poster di perusahaan masing-masing.
"Kita juga melakukan kegiatan bakti sosial antara lain pembagian masker, hand sanitizer kepada buruh dan masyarakat, penyemprotan disinfektan serta penyerahan alat pelindung diri (APD) bagi rumah sakit rujukan COVID-19," kata Ketua KSPSI Jabar Roy Jinto.
Ia mengungkapkan kekecewaanya, terkait perusahaan atau industri non kebutuhan pokok yang masih beroperasi di tengah wabah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Buruh harus tetap bertaruh nyawa bekerja di tengah penyebaran COVID-19," katanya. (yum/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini