Seorang warga Garut mengaku sakit hati gegara difitnah positif Corona setelah mudik dari Bogor. Perantau tersebut berbagi kisah lewat akun media sosial.
Seorang pria yang tidak diketahui namanya tersebut curhat ke akun Instagram @garutupdate_. Pemilik akun @garutupdate_ mengunggah curhatan yang disampaikan pria itu di feeds Instagram.
Sebagaimana dilihat detikcom, Rabu (29/4/2020), pria tersebut bercerita dirinya merasa sakit hati oleh ucapan beberapa tetangga yang nyinyir saat dia pulang kampung. "Ceritanya gini min, kemarin sebelum puasa aku pulkam ke Garut dari Bogor min. Emang saya tau Bogor itu zona merah buat COVID-19 tapi saya berada di zona hijau Bogor," kata pria tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Singkat cerita saya pulang setelah hampir seminggu ada orang yang ngusik nyebar gosip katanya saya kena COVID-19," katanya.
Pria itu mengaku difitnah positif virus Corona oleh sejumlah tetangganya. "Padahal saya sehat-sehat aja lagian setiap hari saya cek suhu tubuh dan alhamdulillah normal," ucap dia.
Curhatan pria Garut itu dapat berbagai respons dari warganet. Mayoritas menyalahkan sang pria yang nekat mudik ke Garut.
"Calik ulah kamamana. Abi ge di Cikarang hoyong boboran di Garut sareng ortu di tahan2 merod sieun nyandak panyakit (Diam jangan ke mana-mana. Saya juga di Cikarang, ingin lebaran di Garut sama ortu tapi ditahan-tahan saya takut bawa penyakit)," kata salah satu warganet menanggapi postingan.
Namun ada juga netizen yang membela pria tersebut. "Yang lebih berbahaya dari virus Corona adalah asumsi masyarakat. Jika asumsi masyarakat tidak dibarengi dengan pengetahuan ya hasilnya seperti itu," ujar salah satu warganet lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara tim Penanganan COVID-19 Garut Ricky Rizki Darajat mengatakan Pemerintah mengimbau agar masyarakat Garut yang ada di luar kota untuk tidak mudik.
"Jika sudah terlanjur mudik, tetap diam di rumah dan mengisolasi diri," kata Ricky.
Kelakuan para pemudik yang 'curi start' disorot Pemda Garut. Bahkan, Bupati Garut Rudy Gunawan kecewa dengan sikap sebagian warganya yang baru pulang kampung.
Rudy mengaku sempat melakukan monitoring ke daerah-daerah yang banyak didatangi pemudik salah satunya Kecamatan Banyuresmi. Di Banyuresmi, Rudy terkejut karena menemukan pemudik yang malah asyik keluyuran dan jalan-jalan pakai sepeda motor. Pemudik itu mengabaikan karantina di dalam rumah.
"Ada satu orang saya tanya, kang dari mana, dia jawab dari Jakarta. Kan orang ini ODP, si ODP ini kalem saja momotoran. Malah jalan-jalan. Harusnya mereka ini dikarantina di rumah," ujar Rudy.
Pemkab Garut, kata Rudy, sudah menyiapkan jatah hidup bagi ODP. Mereka akan mendapat jatah uang dari pemerintah, syaratnya harus diam di rumah.
"Ada beras yang kami siapkan bagi ODP. Diam di rumah, yang tidak punya duit disantuni. Kami memberikan santunan kepada mereka (ODP) sesuai dengan jadup (jatah hidup). Satu keluarga itu Rp 50 ribu satu hari," tutur Rudy.
Wapres Ma'ruf Ingatkan Masyarakat Wajib Taati Pemerintah untuk Tidak Mudik: