Namun beberapa guru di pelosok Ciamis harus berjalan kaki menyusuri perbukitan ke rumah siswa untuk melakukan home visit, memberikan materi pelajaran. Hal itu terpaksa dilakukan karena kondisinya tak semua siswa memiliki ponsel untuk belajar secara online.
Seperti empat guru SDN 1 Giriharja di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Hampir setiap hari harus berjalan cukup jauh mengajar delapan anak didiknya yang berada di daerah perbukitan di Dusun Citapen Landeuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa. Mereka adalah Yayah Hidayah (50), Eem Maesaroh (53), Iis Ratnengaih (51), dan Etin Rohaetin (52).
Etin Rohaetin mengatakan tak semua siswanya bisa mengikuti belajar daring sejak sekolah libur gegara wabah Corona. Guna mengatasinya, Etin bersama tiga rekannya membagi tugas untuk home visit kepada siswa yang tersebut.
"Memang lokasi rumahnya cukup jauh, ke perbukitan, ada sekitar 2-3 kilometer, tak bisa menggunakan kendaraan, harus jalan kaki. Jalannya dari tanah dan pasir, jadi licin. Meski cukup lelah, kami tempuh untuk pendidikan," jelas Etin kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
Guru lainnya, Yayah, mengatakan hampir setiap hari ia melakukan home visit kepada siswa yang tak bisa mengikuti belajar daring. Mulai memberi materi pelajaran dan memberikan tugas.
Yayah mengaku ikhlas melakukan home visit dengan menempuh jalan yang cukup jauh. Karena melihat para siswa ini juga harus berjuang datang ke sekolah untuk belajar dalam kondisi normal tanpa wabah Corona.
"Semoga kelak para siswa kami bisa pintar dan sukses kelak nanti. Harapannya, semoga wabah Corona ini segera berakhir dan belajar bisa dilaksanakan efektif lagi di sekolah," jelas dia.
Salah satu orang tua murid, Tatang (45), mengucapkan terima kasih kepada para guru yang jauh-jauh datang ke rumahnya untuk mengajar putrinya, Kania Anggraeni. Ia mengaku kondisi ekonominya pas-pasan, sehingga tak mampu membeli smartphone.
"Tak punya handphone (smartphone). Kalaupun ada, juga percuma, karena kondisinya di sini tidak ada jaringan sinyal. Jadi saya sangat berterima kasih atas perjuangan para guru. Anak saya jadi masih bisa belajar," jelas Tatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Ciamis Tatang mengatakan sistem belajar dengan sistem daring di Ciamis umumnya berjalan lancar. Namun ia mengakui masih ada kendala yang dihadapi, antara lain tak semua orang tua peserta didik memiliki ponsel Android. Meskipun ada, terkadang di daerah tertentu koneksi jaringan terganggu dan kuota internet tidak tersedia.
"Yang tak memiliki Android itu hanya sekitar 3,69 persen. Jadi untuk proses belajar-mengajarnya dilakukan dengan home visit, guru setiap pagi datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas pelajaran," kata Tatang.
Tatang mengimbau kepada orang tua agar tetap melakukan bimbingan di rumah dengan pola pembelajaran informal dan penuh nasihat. Beri pendidikan yang menyejukkan dan menyenangkan di rumah. (mud/mud)