Ramadhan tentunya tak lepas dari makanan. Di Cianjur, ada kuliner khas menjadi buruan saat Ramadhan yang dijadikan menu berbuka ataupun menjadi santap sahur.
Kuliner yang mulai populer sejak beberapa tahu lalu itu ialah Rogan yang merupakan singkatan dari bahan baku utama kuliner manis, yakni roti dan kelapa muda.
"Kuliner ini sebenarnya resep dari orangtua saya, memang tidak banyak yang tahu dan membuat. Tapi apa salahnya dicoba, dan ternyata banyak yang suka," ujar Pengusaha Rogan Sup, Kurniawati saat ditemui di rumah produksinya di Jalan Selamet, belum lama ini.
Rogan sup memiliki cita rasa yang unik, gurih dan segarnya air kelapa muda bercampur dengan manisnya roti dan susu kental manis menjadi perpaduan rasa yang kaya. Tak ketinggalan, kolang-kaling dan kacang hijau dalam Rogan sup juga menjadi pelengkap kuliner tersebut.
Tak hanya dari segi rasa, aroma khas daun pandan dalam kuah dan daun pisang yang menjadi pembungkus kuliner memuat makanan tradisional Cianjur itu sempurna.
"Yang menjadi khas memang bukan hanya dari bahan baku utama roti dan kelapa muda, tapi pembungkus nya yang masih menggunakan daun pisang seperti halnya makanan tradisional. Jadi aromanya khas dan menggugah selera," tuturnya.
Dia mengatakan, proses pembuatan Rogan sup cukup sederhana, seluruh bahan dimasukan dalam pembungkus pisang, kemudian di masukan kuah santan yang bercampur susu kental manis.
Setelah dibungkus rapat, kemudian Rogan sup dimasukan dalam panci untuk dikukus selama 20 menit. Setelah dirasa matang dan saung pisang berubah warga, Rogan bisa diangkat dan disajikan.
Kurniawati, mengatakan, di momentum Ramadhan ini, penjualan Rogan meningkat. Jika biasanya dalam sehari hanya hanya 400 bungkus, kini bisa habis 800 bungkus.
"Pembelinya tidak hanya dari Cianjur, tapi juga ada pesanan dari luar kota. Namun yang luar kota tidak banyak, mengingat kondisi pandemi dengan daerah yang mulai diberlakukan PSBB," tuturnya.
Widianti, salah seorang pembeli, mengaku sengaja datang dari kawasan puncak untuk membeli Rogan Sup sebagai takjil berbuka dan untuk kudapan saat sahur. Citarasa yang khas membuatnya rela datang untuk menikmati makanan tradisional tersebut.
"Buat takjil dibagi ke sodara di Cipanas.tapi ada juga yang disimpan buat sahur. Sengaja datang ke sini, karena kan memang adanya hanya di sini. Sering beli mah kalo lagi ada keperluan ke daerah sini. Enak sih jadi punya cirri khas sendiri," tuturnya.