"Kita sambut baik lah ya, kebijakan larangan mudik itu. Apapun yang Presiden instruksikan kita dukung," kata Dedie, Selasa (21/4/2020).
Dedie berharap, kebijakan larangan mudik ini bisa diimplementasikan oleh semua pihak. Agar kebijakan larangan mudik ini bisa sejalan ketika diterapkan di lapangan.
Dedie mencontohkan, jika memang mudik sudah secara tegas dilarang tetapi sudah banyak warga yang terlanjur memesan tiket baik pesawat maupun kereta api, maka langkah yang baik untuk menyelaraskan kebijakan larangan mudik itu adalah dengan cara merefound tiket tersebut.
"kalau mau efektif, misalkan berapa banyak tiket kereta api yang terjual, ya dibatalkan. Kalau perlu jalan tol ditutup, kalau perlu KRL ditutup, jangan sampai kebijakan mudik dilarang tetapi kereta masih ada, bis masih ada," kata Dedie.
"Artinya kan larangan mudik itu larangan naik angkutan umum, angkutan umum ini ada mobil, bisa naik kereta, bisa naik pesawat, angkutan pribadi bisa mobil bisa motor. Nah kemudian aksesnya gimana?, ya jalannya ditutup atau bisa juga dilakukan penyekatan-penyekatan, untuk memastikan tidak ada mudik," imbuhnya.
Dedie meminta semua warga, khususnya warga Kota Bogor bisa memahami dan mendukung kebijakan larangan mudik ini. Karena pada prinsipnya, kebijakan ini merupakan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Saya kira begini, kenapa Presiden melarang, karena kita dikhawatirkan menjadi carier (pembawa virus). Kita mungkin tidak kelihatan (membawa virus), tapi kita berasal dari daerah pandemik. Nah daerah pandemik ini mengandung resiko virus, sebagai carier. Nah kalau kita tidak lakukan protokol COVID, nah kan kasihan orangtua kita," bebernya.
"Saya berpesan kepada semua warga khususnya warga bogor, menghadapi Bulan Ramadhan ini memang cukup berbeda ya dengan tahun-tahun sebelumnya, ya kita harus sabar, tawakal, ya kita harus yakini dengan yang kita lakukan ini insyaAllah ini akan menurunkan tingkat penyebaran covid19, bukan hanya di kota bogor tetapi di seluruh Indonesia," imbuh Dedie. (mud/mud)