Kegiatan perkuliahan di Indonesia sejak wabah COVID-19, baik universitas negeri dan swasta mulai menerapkan perkuliahan online. Namun dalam mekanismenya, beberapa mahasiswa masih mengalami kesulitan seperti jaringan yang tidak stabil dan penyampaian materi yang kurang efektif.
Lalu, bagaimana metode perkuliahan mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Inggris, Jerman, Belanda, Korea Selatan, dan Portugal?
Secara umum, perkuliahan di luar negeri dengan di Indonesia saat ada wabah COVID-19 ini sama-sama menggunakan sistem online, hanya menurut beberapa mahasiswa S2 dan S3 di luar negeri mekanisme yang disajikan berbeda.
Belanda
Salah satu mahasiswa Master of Biomedical Science, Specilization Epidemologi, Radboud University Medical Center Rima Destya Triatin mengatakan, sebagai mahasiswa pasca sarjana (master student) ada banyak kegiatan yang harus diikuti di awal semester.
"Namun seluruh kegiatan yang sudah direncanakan di awal perkuliahan dibatalkan dan diubah. Yang dilakukan oleh universitas mengoptimalkan distance learning," katanya melalui bincang bertajuk 'Dongeng COVID-19 dari Perantauan' yang diselenggarakan Dosen Tetap Non PNS melalui aplikasi Zoom, Jumat malam (17/4/2020).
Lebih lanjut, Rima yang juga berprofesi sebagai Dosen Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Unpad ini, menuturkan kuliah di Belanda lebih banyak dengan kegiatan tugas dan belajar mandiri (self studying assignment).
"Namun agak sedikit kewalahan di bagian praktikum yang kemudian diganti dengan studi literatur," ujarnya.
Rima mengatakan saat ini kebijakan awal setiap sekolah ditutup sampai 28 April, "Kita masih menunggu karena memang kondisi di luar sudah sangat sepi," tambah Rima.
Korea Selatan
Sementara itu Irfan Zidni, pria kelahiran Tasikmalaya Jawa Barat saat ini sedang menempuh pendidikan di Kota Mokpo, Korea Selatan. Dia juga menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa di luar negeri yang terdampak COVID-19.
"Pada minggu pertama tidak ada perkuliahan, lalu ke sininya perkuliahan berjalan lancar secara online dan ada perubahan jadwal. Dosen memberikan materi dari pertemuan kesatu sampai enam belas," katanya.
Berbeda dengan di Indonesia yang mendapat bantuan dari paket data, di Korea kata Irfan, jaringan internet sudah sangat stabil dari desa dan kota. Adapun bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa beasiswa per bulan bagi mahasiswa terdampak yang tinggal jauh dari kampus.
Portugal
Mahasiswa Department of Industrial Engineering and Management University of Porto Nabila As'ad mengatakan, di Portugal kekuatan jaringan internetnya hampir sama dengan Korea Selatan, sudah menjangkau semua daerah. Namun diawal-awal masa pandemi, dia sempat kebingungan dengan kegiatan sidang dan ujian yang belum jelas.
"Pada saat itu, dekan menjanjikan dalam dua sampai tiga hari kemudian baru akan ada kejelasan mengenai perkuliahan, sidang, dan ujian melalui rapat online. Kemudian baru diputuskan, kita menggunakan platform microsoft teams karena kampus memberikan lisensi microsoft teams untuk ujian" Kata Nabila.
Barulah setelah keputusan tersebut, lanjut Nabila, semuanya jelas begitupun perihal bantuan bagi mahasiswa. "Bantuan disalurkan dari fakultas, lockdownnya sekitar satu bulan dan juga ada subsidi buat mahasiswa yang secara mandiri bisa langsung apply," tambahnya.
Inggris Raya
Berbeda dari negara lain, di Inggris seluruh perkuliahan tahun ini secara total dipindahkan melalui online. Hal tersebut disampaikan salah satu mahasiswa University of Surrey Ikram Nur Muhammad.
"Inggris hampir semua kampus membatalkan tahun ajaran ini. Semua kegiatan perkuliahan diubah online sampai kelulusan," ujar Ikram.
Selain itu, kata dia, secara mekanisme metode penilaian, pengajaran, dan ujian sudah disiapkan oleh masing-masing universitas. Departemen Kesehatan dan kampus sangat mendukung kegiatan terkait riset penanganan COVID-19.
"Kalau riset, pendanaan terkait riset banyak sekali langsung dari departemen kesehatan, kampus, dan dari pihak yang lain. Itu tidak terbatas," tambahnya.
Jerman
Sementara itu Yudha Prawira Budiman, mahasiswa Kimia di University of Wurzbug menuturkan perkuliahan di Jerman mulai secara online. Namun terkait praktik di laboratorium, Yudha mengaku belum ada pengumuman perihal terkait.
"Untuk perkuliahan yang menggunakan laboratorium, belum ada pengumuman. Karena mengingat guru-guru besar memiliki resiko tertular lebih besar." Kata Yudha.
"Belum ada kepastian kapan kampus di Jerman akan dibuka meskipun sampai saat ini kondisi di Jerman sudah under cover. Beberapa primary school (SD) dan kindergarten (TK) sudah mulai buka seperti biasa," pungkasnya.