Dansektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taupik mengatakan, ikan dan puluhan burung kuntul itu mati diduga akibat minum air sungai tersebut.
"Betul. Dampak dari pencemaran ini, ada ikan di sungai yang kami tanam tahun 2018 bersama wali kota di Sungai Cinambo, ditemukan warga, terdampak pada mati," kata Asep di lokasi kejadian, Kamis (16/4/2020).
Pihaknya mengimbau warga kalau mendapat ikan tersebut jangan dikonsumsi. "Jangan dikonsumsi, jangan sampai ada logam berat di dalam ikan tersebut termakan dan menjadi sakit. Biar saja," ujarnya.
Sementara untuk jumlah burung kuntul yang mati akibat minum air sungai tersebut, pihaknya tidak merinci jumlah. Namun jumlahnya, lebih dari 10 ekor.
"Saya tidak tahu, tadi di atas meja (disimpan bangkai burung) kurang lebih antara 20 atau 25 ekor mungkin. Saya tidak sempat menghitung," ungkapnya.
Ia menduga, ikan dan burung tersebut mati karena minum air tersebut. "Iya mungkin, gitu," tambahnya.
Asep menjelaskan, pada waktu kejadian air tersebut berubah warna dan mengeluarkan bau khas BBM. "Warna solar, keungu-unguan, membias bercampur air dan solar," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini pipa yang mengalami kebocoran sudah diperbaiki dan tidak ada BBM yang masuk ke aliran sungai. "Sudah diperbaiki, tidak ada setetes pun sekarang yang mengalir dari pipa itu," pungkasnya.
(wip/ern)