Tuti Mulyati (37) tidak kuasa menahan tangis, tangannya berkali-kali mengusap wajah saat melihat kedatangan Kasat Lantas Polres Sukabumi Iptu Riki FM yang datang membawa buah tangan. Sambil menggendong putra bungsunya, Tuti didampingi suaminya Andi Saputra (49) terus terisak menahan tangisnya.
Riki tidak sendiri, ia bersama anggotanya juga membawa berbagai macam kebutuhan pokok termasuk susu formula untuk anak bungsu Tuti. Warga prasejahtera yang sempat viral karena hidup merana saat wabah Corona itu berkali mengucap terimakasih.
"Terimakasih banyak kepada semuanya yang sudah membantu, semoga dimudahkan semua urusannya. Saya tidak bisa membalas dengan apa-apa, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan bapak bapak semua. Dijauhkan dari kesulitan dunia akhirat, barokah umur dan rejeki," ucap Tuti, Rabu (15/4/2020).
Riki mengaku mendapat informasi kondisi kesulitan suami-istri tersebut dari pemberitaan. Kepada Tuti dan suaminya, Riki meminta keluarga itu tidak menyalahkan siapa-siapa termasuk pemerintah. Kondisi saat ini dijelaskan Riki memang mengharuskan semua warga menjaga diri dengan berdiam di rumah.
"Anjuran pemerintah seperti itu, kita dapat informasi kehidupan ibu dan bapak sekarang jadi sulit gara-gara Corona. Namun hal ini bukan karena (kesalahan) siapa-siapa apalagi pemerintah, saya perwakilan dari Polres Sukabumi mencoba memberikan sedikit bantuan hari ini kepada keluarga bapak-ibu," kata Riki.
Riki berharap kebutuhan sehari-hari yang ia berikan itu bisa membantu pasangan tersebut selama wabah virus Corona. "Ibu bapak, enggak usah kemana-mana. Mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan ibu sama bapak," lanjut Riki.
Kepada detikcom, Riki mengaku aksinya itu adalah bagian dari kegiatan kemanusiaan Polres Sukabumi di tengah masa Pandemi virus Corona.
"Ini sekedar kegiatan kemanusiaan dimana kita ketahui Indonesia mengalami musibah yang dampaknya dirasakan semua orang. Kita perwakilan negara, aparatur negara dengan hati nurani untuk saling membantu mereka yang kesulitan. Kita dapat informasi bapak ini pekerjaannya memulung paku. Karena pandemik, dijaga untuk tetap di rumah akhirnya paku tidak terjual namun karena kondisinya seperti ini, makanya kita bergerak cepat memenuhi kebutuhannya," beber Riki.
Diberitakan sebelumnya, wabah virus Corona berdampak pada lini kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Nasib kurang beruntung dihadapi satu keluarga prasejahtera di Kampung Pasir Koet RT 4 RW 7, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Suami-istri, Andi Saputra (49) dan Tuti Mulyati (37), terpaksa hidup kembang kempis setelah pemerintah menerapkan aturan ketat social distancing. Ajakan di rumah saja, membuat Andi yang berprofesi pemulung paku kehilangan pengepul satu-satunya.
"Suami saya pemulung, cari paku pakai magnet lalu dikumpulkan. Sejak wabah Corona, penampung sudah berhenti menerima paku, alasannya sudah enggak bisa dijual kemana-mana," kata Tuti saat ditemui detikcom, beberapa waktu lalu.