COVID-19 'Paksa' Perguruan Tinggi Wujudkan Pola Perkuliahan 4.0

COVID-19 'Paksa' Perguruan Tinggi Wujudkan Pola Perkuliahan 4.0

M Solihin - detikNews
Rabu, 15 Apr 2020 11:47 WIB
Rektor IPB University Arif Satria
Foto: Rektor IPB University Dr Arif Satria (Istimewa).
Bogor -

Pandemi COVID-19 memaksa banyak perguruan tinggi menerapkan sistem perkuliahan daring. Hal itu dilakukan agar upaya pencegahan penyebaran COVID-19 berjalan dan perkuliahan bisa tetap berjalan.

Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, metode pembelajaran dengan sistem daring sebenarnya sudah diwacanakan jauh sebelum mewabahnya virus Corona, khususnya di IPB.

Saat itu, metode pembelajaran daring didorong sebagai respon terhadap Revolusi Industri 4.0. Namun saat itu banyak pihak yang menentang karena mempertanyakan efektivitas metode ini dalam membangun karakter mahasiswa dengan perkuliahan daring

"Juga ada yang bertanya bagaimana menjamin learning outcome melalui metode ini. Ada juga yang berpikir bagaimana pengukuran kinerja dosen saat kuliah daring," kata Arif Satria, Rabu (15/4/2020).

Namun kini, pandemi COVID-19 'memaksa' dosen dan mahasiswa menerapkan sistem daring dalam proses perkuliahan. Siap tak siap, harus dijalankan.

"Namun kini, dosen dan mahasiswa 'dipaksa' keadaan untuk terbiasa dengan pola pembelajaran baru. Jadi, pola perkuliahan 4.0 akhirnya terwujud dan ternyata yang memaksa adalah COVID-19," sebut Arif.

Sejauh ini, kata Arif, proses perkuliahan dengan sistem daring yang sedang dijalankan IPB berjalan lancar. Baik dosen maupun mahasiswa mulai terbiasa dengan konsep perkuliahan baru ini.

"Alhamdulillah kuliah daring berjalan lancar baik yang bersifat synchronous maupun asynchronous. Para dosen semakin semangat untuk mulai terbiasa kuliah online," sebutnya.

"Sebagian besar menggunakan LMS IPB (Learning Management System) sebuah platform untuk perkuliahan. Materi-materi kuliah tersedia di LMS. Melalui LMS pun kuliah yang bersifat synchronous bisa dilakukan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenali Gejala Lain Saat Terinfeksi Virus Corona:

ADVERTISEMENT



Namun beberapa persoalan muncul ketika sistem pembelajaran daring dilaksanakan. Salahsatunya adalah kesanggupan mahasiswa untuk terus memiliki kuota internet. Selain itu, banyak mahasiswa yang kesulitan mendapat akses internet ketika berada di daerah tempat mereka tinggal.

"Secara umum mahasiswa keberatan kalau kuliah daring terus menerus dilakukan secara synchronous melalui video conference, karena metode ini menggerus kuota internet mahasiswa," ungkap Arif.

Sebagai solusi, IPB kemudian mengambil kebijakan memberikan bantuan kuota internet bagi mahasiswa agar kuliah berjalan lancar. Setiap mahasiswa diberikan kuota sebesar Rp 150 ribu setiap bulan untuk setiap mahasiswa.

"IPB sudah bekerja sama dengan provider, namun dirasa masih kurang sehingga kita beri bantuan," katanya.

Untuk menutupi kekurangan kuota bagi mahasiswa, Arif berharap pemerintah pusat melalui BUMN mau menggratiskan kuota untuk kepentingan perkuliahan mahasiswa.

"Kita berharap pemerintah melalui BUMN bisa menggratiskan akses internet untuk mahasiswa selama 3 bulan sehingga proses pembelajaran tidak terganggu," ujar Arif.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads