Di tengah pandemi virus Corona, warga Jabar juga harus mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mencatat, hingga April 2020, telah ada 33 kasus kematian akibat penyakit ini.
Angka tersebut mendekati angka kematian pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Jabar hingga hari ini (13/4/2020) yang menyentuh jumlah 43 jiwa.
Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani mengatakan telah terjadi 6.259 penderita di seluruh Jawa Barat. Rinciannya, pada Januari ada 1.965 penderita, Februari 2.080 penderita, Maret 1.875 penderita dan April minggu pertama 339 penderita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk kasus kematian, pada Januari tercatat ada 20 kasus kematian, Februari lalu terjadi 12 kasus kematian dan Maret 1 kasus kematian. "Total ada 33 kasus kematian karena DBD ini," kata Berli saat dihubungi, Senin (13/4/2020).
Untuk mencegah terjadinya DBD, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus harus digiatkan. Terlebih saat ini, merupakan momentum yang tepat karena warga lebih banyak berdiam diri di rumah saat pandemi COVID-19.
3M plus adalah membersihkan dan menutup bak atau tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk.
Ia juga mengimbau agar warga menaburkan bubuk larvasida atau memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, maupun menanam tanaman pengusir nyamuk,
"Selain itu budayakan PHBS terutama dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga. Serta Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) yang tiap pagi patroli mengecek dimana ada tertampung air," katanya.
"Dan kalau ada anggota keluarga yang demam, harus diwaspadai DBD selain COVID-19," katanya.
Tonton juga video
Gak Ada Obatnya, Gimana Cara Sembuhkan DBD?:
(yum/mud)