Efek Corona, Peternak di Jabar Obral Ayam Gegara Permintaan Minim

Efek Corona, Peternak di Jabar Obral Ayam Gegara Permintaan Minim

Wisma Putra - detikNews
Senin, 06 Apr 2020 17:47 WIB
Peternakan ayam di Bogor
Ilustrasi peternak ayam (Foto: Muhammad Idris/detikFinance)
Bandung -

Dampak ekonomi akibat COVID-19, menjadi pukulan bagi para peternak ayam yang ada di Jawa Barat. Pasalnya, hasil panen ayam melimpah sedangkan permintaan berkurang.

"Harga ayam dari kandang per Tanggal 3 April 2020 berkisar antara Rp 5.500 - Rp 8.000 per kilogram di wilayah Pulau Jawa (Sumber data: Pinsar)," kata Ketua Perkumpulan Peternak Argo Makmur Farm Deki Neriawan, Senin (6/4/2020).

Ia mengungkapkan, harga beli ayam tersebut berbanding terbalik dengan harga jual ayam di pasaran yang mencapai Rp 35 ribu per kilogram

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan survei pasar, harga daging ayam di pasar berkisar antara Rp. 30-35 ribu per kilogram," ungkapnya.

Menurutnya para peternak ayam sangat terpukul dengan kondisi tersebut."Tentu ini menjadi pukulan telak bagi peternak rakyat, dimana harga pokok produksi per kilo daging berkisar antara Rp 18-19 ribu perkilogram," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya pemerintah harus segera turun tangan mengatasi permasalahan ini. Pasalnya, jika tidak segera ditangani maka akan ada jutaan warga yang menganggur.

"Jika kondisi ini berlanjut sampai dua Minggu ke depan, maka bisa dipastikan seluruh peternak rakyat akan gulung tikar yang akan diikuti gelombang PHK secara besar, dihitung mencapai 12 juta karyawan," jelasnya.

Ia mengatakan sebagian besar pelaku usaha perunggasan skala rakyat memandang pemerintah tidak bersikap bijak pada usaha perunggasan dan terkesan tutup mata dalam menghadapi gejolak ekonomi sektor pangan tersebut.

Hal ini diperparah dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB) sejak Maret lalu tanpa diimbangi solusi yang berpihak pada rakyat secara umum dan pelaku usaha perunggasan secara khususnya.

"Disituasi seperti ini seharusnya pemerintah hadir diantara peternak dan masyarakat (konsumen) agar peternak mampu bertahan dan masyarakat pun tercukupi kebutuhan gizinya. Caranya dengan memasukan livebird dan karkas ayam sebagai program kartu sembako untuk masyarakat terdampak covid-19 dengan kerjasama pada peternak rakyat melalui harga acuan Permendag No 7/2020," ucap dia.

Ia berujar, peternakan rakyat sangat berkontribusi untuk keberlangsungan ekonomi kerakyatan. "Peternak rakyat ini sangat berkontribusi untuk ekonomi kerakyatan. Saya sangat khawatir sekali, dari tahun 2019 hingga terpuruk sampai saat ini," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Abbi Angkasa Perdana Darmaputra mengatakan, pihaknya prihatin atas anjloknya harga beli ayam siap potong di tingkat peternak atau di kandang.

Menurutnya, di saat wabah seperti ini, tidak ada pihak yang ambil untung secara berlebihan. Karena faktanya, harga ayam di pasaran masih normal pada kisaran Rp32.000 hingga 36.000 per kg. Mestinya, harga beli di kandang juga normal seusia HPP sebesar Rp18.000 per kg.

"Tolong mafia mundur dulu, agar harga ayam di kandang normal seperti biasa dan peternak tidak dirugikan," kata Abbi.

Menurut dia, pada kondisi seperti ini mestinya semua pihak bersatu padu menangani wabah corona.

"Kami ingin semua pihak mendukung masyarakat agar mendapatkan protein layak, yaitu 34,7 gram per hari. Protein itu salah satunya bisa didapat dari daging ayam. Dengan kecukupan protein, masyarakat diharapkan punya imunitas tinggi," pungkas Abbi.

Halaman 2 dari 2
(wip/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads