Tukang Pijat Tunanetra Sepi Order dan Utang Beras Gegara Corona

Tukang Pijat Tunanetra Sepi Order dan Utang Beras Gegara Corona

Dadang Hermansyah - detikNews
Senin, 06 Apr 2020 14:08 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Ciamis -

Aktivitas perekonomian berbagai bidang menjadi terganggu sejak virus Corona mewabah di Indonesia. Tak terkecuali tukang pijat tunanetra di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Mereka yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Ciamis ini mengaku kehilangan mata pencaharian.

Ketua Pertuni Ciamis Siti Aisyah mengatakan mayoritas tunanetra di Ciamis berprofesi sebagai tukang pijat. Namun dengan adanya imbauan physical distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19, mereka sepi order karena tak bisa memijat para konsumen.

"Namanya juga memijat pasti kan sangat dekat bersentuhan. Sementara imbauan pemerintah harus jaga jarak. Jadi sekarang tidak ada orderan sama sekali," ujar Siti saat dihubungi sambungan telepon, Senin (6/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti mengaku tak menyalahkan pemerintah atas kondisi tersebut. Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang meminta masyarakat menerapkan physical distancing dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

ADVERTISEMENT

200 Ribu Paket Sembako Siap Distribusikan ke Jabodetabek:

Order yang didapat para tunanetra ini selain dari warga Ciamis, juga dari pendatang luar daerah, termasuk dari tamu hotel yang transit di Ciamis. Namun saat ini aktivitas warga dibatasi, terutama ada imbauan jangan pulang kampung.

Para tunanetra berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memberi solusi dan bantuan saat menghadapi wabah Corona ini. "Kami percaya pemerintah dari tingkat pusat maupun daerah akan segera tanggap dengan nasib kami, harapannya membantu meringankan beban di saat kami kehilangan mata pencaharian. Semoga kondisi ini segera berakhir dan normal lagi," tutur Siti.

Anggota Pertuni Kabupaten Ciamis Edi Sudrajat menambahkan saat kondisi normal sebelum wabah Corona melanda, orderan sehari bisa sampai tiga orang. Tarif sekali pijat Rp 35 ribu per orang.

"Sekarang sudah 15 hari lebih saya belum dapat orderan. Libur memijat. Untuk kebutuhan makan sehari-hari terpaksa ngutang beras dan sembako dulu ke warung dekat, terkadang ada tetangga atau teman yang ngasih," ucap Edi.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads