Namun, kata Ludy, seminggu kemudian pendeta tersebut meninggal dan istrinya dirawat di RSHS ternyata hasilnya positif Covid-19.
"Dari saat itu 23 karyawan kami yang mengikuti doa tersebut langsung kami karantina selama 14 hari dan sudah tidak melakukan kontak interaksi dengan yang lainnya," ucap Ludy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 14 hari, 9 orang dari 23 orang yang dilakukan rapid test akhirnya menunjukkan hasil negatif. Kemudian, 14 orang lainnya lagi baru menjalani rapid test, pada Kamis (2/4) lalu.
"Dari 14 orang tersebut, 6 orang positif terindikasi Covid-19. Oleh karena itu keenam orang tersebut beserta keluarganya kami minta untuk isolasi diri. Sementara 19 orang lainnya yang dinyatakan negatif tetap kami karantina sampai nanti kami jalani lanjutan," ucapnya.
Selain itu juga, dikatakan Ludy, untuk mengetahui apakah ada karyawan lainnya yang terindikasi positif Covid-19, pihaknya akan melakukan rapid test secara acak kepada karyawannya. Pasalnya ke enam orang yang terindikasi positif Covid-19 melalui rapid test tersebut bekerja di 3 divisi.
Kata Ludy, sampai saat ini, jumlah karyawan PT Kahatex telah dirumahkan sebanyak 10.750 orang atau setara dengan 35 persen dari jumlah karyawan.
"Rencananya akan terus bertambah sampai dengan 60 persen mengikuti surat edaran Bupati Sumedang sebagaimana yang tercantum di poin 2 untuk mengurangi seminimal mungkin kegiatan industri," jelas Ludy.
(mud/mud)