Jabar Hari Ini: Jembatan di Purwakarta Ambruk-600 Warga KBB Isolasi Diri

Jabar Hari Ini: Jembatan di Purwakarta Ambruk-600 Warga KBB Isolasi Diri

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 03 Apr 2020 20:22 WIB
Jembatan ambruk di purwakarta
Jembatan ambruk di Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah)
Bandung -

Sejumlah topik berita di Jawa Barat mendapat perhatian pembaca detikcom, Jumat (3/4/2020). Mulai dari kasus ibu rumah tangga di Kota Banjar yang menyebar hoaks pasien Corona kabur hingga jembatan di Purwakarta ambruk.

Berikut rangkuman beritanya:

Penyebar Hoaks di Banjar Ditangkap Polisi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Personel Satreskrim Polres Kota Banjar menangkap seorang ibu rumah tangga. Perempuan berinisial YN (42) warga Dusun Jelat, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, itu membuat informasi hoaks di akun Facebook miliknya. Pada posting-an yang dibuat pada Kamis (2/4/2020) siang itu, YN menuliskan informasi pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Banjar telah melarikan diri.

"Yang bersangkutan kami amankan karena telah menyebarkan informasi bohong melalui akun media sosial miliknya," kata Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana melalui teleconference, Jumat (3/4/2020).

ADVERTISEMENT

Yulian membenarkan posting-an informasi bohong mengenai kaburnya pasien positif Corona itu telah menyebabkan keresahan di sebagian kalangan masyarakat. "Bersangkutan dijerat dengan UU ITE dengan ancaman hukuman enam tahun penjara," ucap Yulian.

Namun demikian dengan pertimbangan objektif dan pertimbangan subjektif penyidik, tersangka YN tidak dilakukan penahanan. "Mengenai motif tersangka membuat posting-an ini sedang kami dalami," kata Yulian.

Jembatan di Purwakarta Ambruk

Sebuah jembatan beton beraspal di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta ambruk hingga kedalaman 5 meter. Dalam insiden ini empat orang yang tengah menyebrang jalan tertimbun longsoran jalan. Tiga orang berhasil dievakuasi dan seorang ibu-ibu masih tertimbun dalam kondisi meninggal.

Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi jasad ibu itu masih berlangsung.

"Kami mendapat laporan pada Pukul 14.00 WIB ada jalan ambruk. Kita sudah berhasil evakuasi 3 orang termasuk anak-anak, dua luka berat dan satu luka ringan. Sementara saat ini masih dilakukan evakuasi satu orang lagi yang masih tertimbun," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono dilokasi kejadian, Jumat (03/04/2020).

Proses evakuasi terhadap satu korban yang masih tertimbun masih dilakukan oleh tim gabungan dari Tim SAR, TNI dan Polri. Saat ini evakuasi dilakukan dengan menyemprot material jalan yang ambruk dengan satu unit mobil pemadam.

Selanjutnya tim akan merobohkan puing jembatan yang masih berdiri, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan korban jiwa karena puing jembatan masih rawan ambruk.

"Yang masih tertimbun itu adalah ibu-ibu, tim medis sudah melakukan pemeriksaan dan korban sudah dalam kondisi meninggal. Korban yang selamat sudah dibawa ke rumah sakit", ungkap Wibi.

Aa Gym Minta Warga Tak Tolak Pemakaman Jenazah Corona

KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym merasa prihatin dengan penolakan pemakaman jenazah yang terpapar virus Corona atau Covid-19 oleh warga di sejumlah daerah. Ia meminta masyarakat tidak menolak pemakaman jenazah Covid-19.

"Bisa dibayangkan pedihnya keluarga, sudah wafat tidak bisa dekat, tidak bisa mengurus jenazah dengan baik, lalu masyarakat bersikap seperti ini," ucap Aa Gym, Jumat (3/4/2020).

Pendapatnya, penolakan itu mungkin terjadi karena ketidaktahuan atau minimnya informasi yang diterima warga terkait Covid-19, khususnya protokol pemulasaraan jenazah. Ia meminta agar warga tidak memberikan stigma negatif kepada jenazah Covid-19.

Aa Gym telah berkonsultasi dengan dokter yang menangani pasien yang terinfeksi virus. Dari informasi yang dihimpunnya, selama prosedur penanganan jenazah sesuai protokol kesehatan yang benar dan tepat, tidak akan menimbulkan persoalan.

"Kalau prosedur pengelolaan jenazah itu sudah standar dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan juga sesuai dengan standar syariat islam, itu benar-benar sudah aman," kata Aa Gym.

"Jadi, sebetulnya tidak ada alasan bagi kita semua masyarakat untuk menolak dikuburkannya jenazah yang wafat karena Covid ini sepanjang sudah sesuai dengan prosedur protokol pengelolaan jenazah, baik secara syariat maupun standar kesehatan," ucapnya.

TPU Cikadut Bandung Jadi Tempat Pemakaman untuk Pasien Corona

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku sudah menyiapkan pemakaman umum untuk warga yang meninggal karena Covid-19. Hal ini meminimalisir penolakan warga seperti di daerah lain.

"Sudah, sudah ditandatangani oleh saya, saya sudah tentukan Cikadut menjadi tempat pemakaman pasien terdampak Covid-19," kata Oded di Pendopo Kota Bandung, Jumat (3/4/2020).

Ia menuturkan di tempat pemakaman itu sudah terisi oleh sejumlah pasien yang meninggal karena positif Covid-19."Sudah ada, ada beberapa," ujar Oded.

Menurutnya pemakaman itu dipilih karena lokasinya strategis, selain itu tempat pemakaman yang digunakan merupakan tempat yang jauh dari pemukiman.

"Cikadut secara strategis masih dekat, secara posisi itu jauh dari masyarakat, karena Cikadut nya yang di dalam," tuturnya.

Ia memastikan tidak ada penolakan dari warga sekitar dengan keberadaan pemakaman jenazah korban Corona.

"Tidak ada, awal-awal yang pertama ada penolakan, setelah ada sosialisasi dan terangkan kepada mereka alhamdulillah tidak ada penolakan," tuturnya.

600 Warga KBB Isolasi Diri

Adanya imbauan dari pemerintah untuk tidak dulu mudik di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 tak menyurutkan niat masyarakat untuk tetap kembali ke kampung halaman. Tercatat 600 warga Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, mengisolasi diri usai merantau dari Jakarta dan Tangerang.

Camat Gununghalu, Hari Mustika, mengatakan ratusan pemudik dari kota-kota besar itu tiba di Gununghalu sekitar sepekan yang lalu. Angka itu berdasarkan pendataan perangkat desa dari laporan RT dan RW setempat.

"Betul ada 600 orang lebih yang baru pulang dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan daerah lainnya. Mereka ada yang kerja di pabrik atau kuli bangunan. Mungkin karena diliburkan dan tidak ada pekerjaan lagi akhirnya mereka pulang," ujar Hari saat dihubungi, Jumat (3/4/2020).

Hari menyebutkan setelah tiba di kampungnya masing-masing, para pemudik itu diwajibkan langsung melakukan isolasi mandiri serta menerapkan physical dan social distancing.

"Setelah sampai di sini, mereka langsung melakukan isolasi mandiri dipantau sama RT, RW, dan perangkat desa. Alhamdulillah selama seminggu ini tidak ada yang menunjukkan gejala Coronavirus," ucap Hari.

Halaman 2 dari 5
(mud/mud)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads